SKK Migas Target 85 Persen OAP Jadi Teknisi LNG Tangguh
MANOKWARI, papuabaratnews.co – Kehadiran bisnis hulu minyak dan gas bumi (Migas) di daerah memberikan dampak positif terhadap roda perekonomian. Selain itu, pihak korporasi juga berkomitmen mendorong pengembang sumber daya manusia (SDM) di daerah, untuk terlibat dalam kegiatan hulu migas tersebut.
Kepala SKK Migas Perwakilan Papua dan Maluku, A Rinto Pudyantoro, mengatakan, 85 persen target pengembangan SDM orang asli Papua (OAP) untuk menjadi teknisi di Kilang Liquefield Natural Gas (LNG) Tangguh Kabupaten Teluk Bintuni akan tercapai pada tahun 2028.
“Target kita itu 85 persen orang Papua asli,” kata Rinto dalam acara pelatihan menulis features bagi para jurnalis secara virtual, Selasa (28/7/2020).
Untuk mencapai target tersebut, kata dia, SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) telah mencanangkan program pemaganan teknisi di fasilitas Petrotekno, Ciloto, Jawa Barat, yang sudah dimulai sejak tahun 2016 silam. Program ini merupakan komitmen Britis Petroleum Tanggung sebagai bentuk pemberdayaan tenaga kerja lokal.
“Supaya mereka nanti siap menjadi tenaga yang mengoperasikan LNG Tangguh di Bintuni,” terang dia.
Ia menerangkan, peserta yang mengikuti program magang selama tiga tahun merupakan hasil seleksi dari pemerintah daerah. Namun, jumlah penerimaan akan diprioritaskan sesuai daerah terdampak dengan kualifikasi ring I, ring II dan ring III.
“Kita akan utamakan ring I, kalau ring I tidak ada baru akomodir yang ring II dan seterusnya sampai di luar dari daerah terdampak,” kata Rinto.
Setelah menuntaskan program magang selama tiga tahun, peserta berhak memperoleh sertifikat berstandar internasional dari Global Vocational Qualification Inggris. Dengan berbekal pengelaman selama magang, mereka siap ditempatkan di kilang LNG Tangguh ataupun di proyek migas lainnya baik itu di dalam maupun di luar negeri.
Kepala Departemen Humas SKK Migas Papua dan Maluku, Galih W Agusetiawan, menambahkan, program pengembangan SDM putra-putri Papua menjadi teknisi handal di proyek kilang migas yang telah berjalan selama 4 tahun, merupakan bagian dari komitmen Amdal.
“Dalam komitmen Amdal BP Indonesia itu disyaratkan di tahun 2028 orang asli Papua yang bekerja di lapangan Tangguh harus maksimal 85 persen,” kata dia.
“Bagaimana mewujudkan itu ? Caranya adalah melatih dan mempersiapkan mereka mengoperasikan LNG,” kata dia menambahkan. (PB15)