POLITIK & HUKUM

Marak Begal, Ombudsman Soroti Kinerja Polisi di Manokwari

MANOKWARI, papuabaratnews.coOmbudsman Perwakilan Provinsi Papua Barat menyoroti kinerja kepolisian di Kabupaten Manokwari dalam menindaklanjuti maklumat dari Kapolri Jenderal Idham Azis yang dikeluarkan beberapa waktu. Dengan adanya maklumat tersebut, semestinya kondisi keamanan Kota Manokwari saat pandemi Covid-19 semakin kondusif. Hal tersebut tidak terjadi, lantaran aksi kriminalitas jalan raya semakin marak dan meresahkan warga.

Kepala Kantor Ombudsman Papua Barat, Musa Yoseph Sombuk, mengatakan, patroli secara intensif dari kepolisian untuk mencegah terjadinya tindakan kriminalitas di jalan raya belum maksimal. Padahal, patroli rutin menjadi salah satu langkah efektif menekan ruang gerak niat dari pelaku tindak kejahatan.

“Polisi cuma tampil pagi hari di jalan raya, setelah itu sepanjang hari tidak ada polisi lalu lintas di jalan-jalan. Saya melihat polisi belum bekerja maksimal terkait maklumat Kapolri ini,” ujar Musa Sombuk, Kamis (23/4/2020).

Di masa pandemi Covid-19, lanjut dia, Polri semestinya meningkatkan patroli keliling malam hari dan razia kendaraan bermotor secara rutin. Metode ini dinilai mampu membasmi peredaran kendaraan motor hasil curian dan ruang gerak para pelaku kejahatan di jalan raya.

“Supaya motor-motor bodong itu ditahan, karena pelaku begal ini sering menggunakan plat nomor sudah mati dan kendaraan curian tanpa plat nomor,” tutur dia.

Dia menjelaskan, ada sejumlah dampak negatif yang ditimbulkan dari persoalan virus korona. Dan, salah satunya adalah dampak terhadap gangguan keamanan serta ketertiban lingkungan warga. Ke depannya, ia menyarankan agar polisi dapat membangun kerjasama dengan masyarakat dalam mengaktifkan kembali pos-pos kamling.

“Patroli keliling di tempat-tempat yang dianggap rawan. Jangan sesekali kosong,” kata Musa.

Jika aksi pembegalan terus terjadi, kata dia, akan berdampak pada tingkat kepercayaan publik terhadap kehadiran polisi di Kabupaten Manokwari. Sebab, identitas pelaku telah dikantongi namun belum ditangkap oleh polisi.

“Pertanyaan masyarakat sekarang, apakah betul mereka (Begal, red) itu ditindak atau tidak. Jangan-jangan mereka dipelihara,” tegas dia.

Musa berharap, pola kerja kolaborasi TNI/Polri dalam menjaga stabilitas keamanan di masa pandemi ini dapat berjalan sesuai harapan masyarakat umum di Kota Injil ini.

Erika, seorang warga Kota Manokwari juga mempertanyakan kinerja aparat keamanan di ibu kota provinsi yang dalam beberapa pekan terakhir kerap terjadi tindakan kriminalitas. Bahkan, ada sejumlah lokasi dapat dikategorikan rawan aksi jambret, pemalakan, dan begal. Padahal, di Manokwari telah hadir Polda Papua Barat, Polres Manokwari, dan jajarannya seperti Polsek. Selain itu, di Manokwari juga terdapat Kodam XVIII/Kasuari, Kodim 1801 Manokwari serta Fasharkan TNI Angkatan Laut.

“Manokwari dulu dengan sekarang itu jauh beda. Dulu aman, sekarang ini tong keluar salah-salah dapat begal. Pergi lapor polisi juga lama baru pelaku ditangkap,” kata dia.(PB15)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.