Berita Utama

Pendidikan Berbasis Teknologi Belum Maksimal di Mansel

RANSIKI, papuabaratnews.co – Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari Selatan mengakui pendidikan berbasis teknologi belum berjalan di Kabupaten Manokwari Selatan.

Padahal Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi tengah mengupayakan perbaikan dalam meningkatkan dunia pendidikan di tanah air, terlebih khusus perbaikan pada infrastruktur dan teknologi. Namun alih-alih perbaikan dan peningkatan, dari data yang diterima tidak satu pun SD di wilayah Kabupaten Mansel memiliki komputer.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Mansel Christofol Mandacan, hal itu penting guna menunjang sekolah dalam menghadapi regulasi baru yakni Asesmen Nasional sebagai pengganti Ujian Nasional.

“Tahun ini Asesmen Nasional akan dimulai. Namun hal itu akan menjadi kendala tersendiri yang harus dihadapi sekolah-sekolah di Mansel lantaran sekolah-sekolah belum memiliki computer,” ungkapnya.

Christofol menjelaskan, untuk mensiasati kondisi tersebut, Disdik Mansel akan mengabungkan ujian asesmen SD dengan SMP yang sudah memiliki fasilitas komputer.

“Jadi nanti kita SD karena tidak memiliki komputer, harus bergabung dengan SMP yang sudah ada fasilitas tersebut. Kalau SMP sudah 60 persen sudah memiliki komputer. Sedangkan SD memang sampai sekarang belum ada satupun sekolah yang memiliki fasilitas tersebut. Tapi nanti tetap kami akan upayakan,” paparnya.

Sebelumnya, Pemkab Manokwari Selatan menggelar upacara Peringatan Hari Pendidikan di Lapangan SD 74 Siwi, Distrik Momiwaren, Senin (3/5/2021).

Wakil Bupati Wempi Rengkung membacakan sambutan tertulis Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim menyatakan Hari Pendidikan Nasional merupakan momentum untuk menghidupkan kembali gagasan Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan Indonesia.

“Mulai hari ini, gagasan bapak pendidikan Indonesia harus tertanam dan dihidupkan kembali agar tercipta pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia dan mewujudkan kemandirian belajar yang sejati,” katanya.

Pendidikan di Indonesia harus mengarah pada wahyu kebahagiaan mental dan keselamatan hidup. Esensi dasar dari pendidikan adalah untuk memerdekakan hidup manusia.

Oleh karena itu, kementerian mengupayakan transformasi pendidikan dengan terobosan baru yaitu “Merdeka Belajar”. Empat langkah untuk mencerminkan upaya perbaikan terus dilakukan dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat.

“Empat upaya perbaikan terus kami kerjakan bersama berbagai elemen masyarakat. Pertama, perbaikan pada infrastruktur dan teknologi. Kedua, perbaikan kebijakan, prosedur, dan pendanaan, serta pemberian otonomi lebih bagi satuan pendidikan. Ketiga, perbaikan kepemimpinan, masyarakat, dan budaya. Keempat, perbaikan kurikulum, pedagogi, dan asesmen,” paparnya.

Peningkatan sistem pendidikan tersebut dikatakan merupakan wujud dari kemerdekaan belajar yang sejati.

“Saya ingin anak-anak Indonesia menjadi pelajar yang menggenggam teguh falsafah Pancasila, pelajar yang merdeka sepanjang hayatnya, dan pelajar yang mampu menyongsong masa depan dengan percaya diri. Karenanya, kementerian ini secara konsisten terus melakukan transformasi pendidikan melalui berbagai terobosan Merdeka Belajar. Transformasi yang bermakna ini kami kerjakan agar segala sesuatu yang selama ini membuat bangsa ini hanya berjalan di tempat, dapat berubah menjadi lompatan-lompatan kemajuan,” jelasnya. (PB24)

 

**Berita ini Telah Diterbitkan di harian Papua Barat News Edisi Selasa 4 Mei 2021

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.