Berita Utama

Ambil Rapor dengan Protokol Kesehatan

MANOKWARI, papuabaratnews.co – Pandemi Covid-19 membuat perubahan besar dalam pola pendidikan yang dilakukan di sekolah. Tak hanya sistem belajarnya yang berubah secara virtual, penyerahan rapor atau surat tanda kelulusan pun dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan.

Sabtu akhir pekan lalu, SD YPPK Santa Sisilia Manokwari, tetap mengadakan pertemuan tatap muka. Para siswa beserta orang tua atau perwakilannya, tetap mengambil langsung rapor anaknya pada jam yang telah ditentukan sesuai dengan kelas masing-masing. Meski demikian protokol kesehatan tetap diutamakan.

Kepala SD YPPK Santa Sisilia Petronella Ell mengatakan pihaknya melakukan sejumlah persiapan diantaranya, menyiapkan sejumlah fasilitas kesehatan seperti penyediaan sumur bor, profil tank, dan tempat cuci tangan, yang ditempatkan di pintu masuk sekolah.

Selain itu, kata Petronella, sekolah mewajibkan sejumlah protokol kesehatan bagi semua orang tua atau wali murid yang hendak mengambil rapor anaknya. Diantaranya kewajiban mengenakan masker, cuci tangan dengan air keran dan sabun yang sudah disiapkan sekolah, larangan membawa anak dan menjaga jarak antar orang tua siswa.

“Tidak mungkin tanpa adanya pengawasan, kita perlu antisipasi juga agar penyebaran virus korona ini tidak mewabah di lingkungan sekolah,” ungkapnya.

Tak hanya itu, masih dikakatakannya, bahkan untuk pengambilan rapor juga tidak seperti biasanya, guru dan orang tua siswa wajib memenuhi teknis pengambilan sesuai dengan yang ditentukan.

“Begitu orang tua datang langsung bertemu dengan guru wali kelas untuk mengambil rapor. Tidak ada wawancara atau tanya jawab yang panjang. Guru cukup menyampaikan catatan-catatan penting kepada orang tua,” jelasnya.

Petronella mengatakan, setelah pembagian rapor, siswa akan diliburkan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

“Kemudian selesai pembagian raport, siswa libur panjang, dan masuk sekolah pada pertengahan Juli,” lanjutnya.

Tetap utamakan kualitas

Lebih lanjut Petronella menerangkan meskipun ada penerapan kebijakan belajar dari rumah, yang kemudian berdampak pada perubahan lokasi kegiatan belajar mengajar dan juga terhadap ketentuan penilaian sebagai penentu kenaikan kelas, pihaknya tetap mengedepankan kualitas kenaikan kelas dan juga kelulusan peserta didik.

“Karena alasan pandemi Covid-19, ada sebagian pihak yang mengusulkan agar untuk tahun ini semua anak dinaikan kelas atau diluluskan begitu saja. Bagi kami usulan itu boleh-boleh saja, tapi kami tetap melakukan seleksi ketat sesuai dengan pencapaian nilai dari setiap murid,” terangnya.

Petronella menegaskan pandemi Covid-19 tidak bisa dijadikan alasan untuk melonggarkan syarat atau kriteria penentu kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik.

“Berbahaya bilamana kami menaikan kelas atau meluluskan siswa begitu saja, ini hanya akan mempersulit siswa itu sendiri pada kelas atau jenjang berikutnya. Meskipun kebijakan belajar dari rumah, misalnya secara online, kami berusaha sebisa mungkin untuk tetap melaksanakan proses belajar mengajar dan bertatap muka dengan para siswa,” paparnya.

Dia menyebutkan proses belajar mengajar dari rumah yang telah diterapkan saat ini tidak masuk dalam kriteria penilaian kelulusan.

“Tapi pembelajaran yang dilakukan ini tidak sebagai penentu untuk kenaikan kelas ataupun kelulusan. Belajar dari rumah ini hanya sebagai bentuk pengembangan diri dari anak-anak kita, baik perilaku, sikap dan keterampilan. Tetap dinilai tapi bukan masuk dalam kriteria kenaikan atau kelulusan kelas,” jelasnya.

Untuk kenaikan atau kelulusan peserta didik, nilai yang diambil berdasarkan pembelajaran yang dilakukan sebelum dikeluarkannya kebijakan belajar dari rumah tersebut. Misalnya untuk kenaikan kelas penilaian dilaksanakan dengan ketentuan yaitu nilai ujian tengah semester, nilai tugas atau pekerjaan rumah, dan nilai ulangan harian.

“Nilai ulangan online atau daring juga kami pakai, tapi bukan satu-satunya. Ulangan secara online tidak tepat dijadikan ukuran penentu kenaikan kelas, karena umumnya saat ulangan secara online siswa ditemani orang tuanya,” jelasnya.

Lanjutkan pembelajaran daring

Sistem pembelajaran jarak jauh, yang berjalan hampir tiga bulan terakhir, kemungkinan besar akan tetap dilanjutkan saat tahun ajaran baru pada pertengahan Juli 2020. Pilihan ini oleh Petronella Ell dinilainya lebih aman bagi semua warga sekolah.

“Kami sudah mempersiapkan para guru untuk melanjutkan pembelajaran jarak jauh (PJJ), jika akhirnya pemerintah memutuskan untuk melanjutkan kebijakan belajar dari rumah,” ujarnya.

Petronella menerangkan untuk memudahkan pengawasan bilamana pembelajaran jarak jauh dilanjutkan, maka pihaknya mewajibkan para guru untuk tetap mengajar secara daring dari sekolah, sementara siswa tetap mengikuti pelajaran secara daring dari rumah.

“Para guru kami wajibkan untuk masuk sekolah, ini perlu untuk pengawasan dan koordinasi. Juga bantu mengatasi kesulitan akses internet dan pulsa data bagi para guru, karena sekolah sudah menyiapkan jaringan wifi yang memadai,” terangnya.

Petronella berharap orang tua peserta didik dan masyarakat ikut berperan aktif mendukung sekolah saat tahun ajaran baru dimulai. “Apapun sistem pembelajaran yang diterapkan nanti, baik itu pembelajaran jarak jauh ataupun tatap muka di kelas, kami tetap berharap para orang tua membantu pelaksaanaannya. Kita semua ingin agar hak anak-anak untuk pendidikan yang baik tetap mereka peroleh selama masa pandemi Covid-19,” pungkas dia. (PB1)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.