Jelang Ramadan, Harga Daging Sapi di Manokwari Stabil
MANOKWARI, PB News – Kementerian Perdagangan menilai harga dan stok daging sapi di Kabupaten Manokwari, Papua Barat sangat stabil bahkan tidak membutuhkan pasokan dari luar daerah.
“Pasokan sangat lancar, dan bagusnya Manokwari tidak membutukan pasokan dari luar. Ini bagus, artinya daerah sudah mempu melaksanakan swasembada daging sapi,” kata Staf Menteri Perdagangan Bidang Pengamanan Pasar, Sutriono Edi usai memantau bahan di Manokwari, Kamis (26/4).
Dia mengutarakan, harga yang diterapkan pedagang di pasar masih berada pada posisi normal. Diharapkan kondisi terus dipertahankan agar tidak memberatkan masyarakat.
“Tadi kita pantau, perkilogram daging sapi dijual dengan harga Rp110 ribu/kg. Masih cukup bagus di sini, masyarakat bisa menikmati daging hangat yang baru dipotong bukan daging beku,” kata dia lagi.
Pasokan daging di Manokwari dipasok dari para petani lokal. Daerah ini belum pernah mendatangkan daging dari luar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Jumlah peternak di Manokwari cukup banyak, dipastikan stok daging di pasar daging Manokwari akan terus aman. Bahkan sejumlah pedagang, justru sudah bisa memasok daging ke daerah lain, seperti Jayapura-Papua.
Kementerian Pertanian pada tahun 2017 melaksanakan program Siwab atau sapi induk wajib bunting melalui metode inseminasi buatan. Manokwari, menjadi salah satu kabupaten penerima program tersebut.
Program ini akan berlanjut pada tahun 2018. Dengan demikian produksi daging sapi di salah satu kabupaten tertua di Tanah Papua itu akan terus meningkat.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan bersama pemerintah Provinsi Papua Barat dan Bulog memantau harga dan ketersedian stok bahan pokok di wilayah Kota Sorong, Rabu (25/4).
Di Sorong, stok bahan pokok jelang bulan Ramadan dinilai dalam kondisi aman.
Setidaknya stok ini mampu mencukupi kebutuhan hingga 4 bulan ke depan.
“Kondisi di pasar maupun di distributor stok bapok tidak ada masalah dalam menghadapi bulan ramadan mendatang. Kondisi ini bertahan sampai 4 bulan ke depan,” kata Sutrisno Edi.
Dalam kunjungan kerja tersebut, Sutrisno mengunjungi sejumlah distributor, yakni PT Mariat Utama, PT Bone Indah, Supermarket Papua, dan Pasar Sentral Remu serta gudang beras Bulog.
Dia mengatakan, untuk harga bapok fluktuatif. Ada harga bapok mengalami penurunan tetapi juga ada yang stabil. “Barang tidak semuanya dari sini (lokal), seperti bawang pasti ada yang diambil dari luar. Kalau ambilnya di luar kota dan waktu musim hujan maka harga akan naik,” ujar Sutrisno.
Ditambahkan, untuk mengantisipasi lonjakan harga bapok jelang bulan ramadan, perum bulog sudah menyiapkan upaya antisipatif. “Pasokan sembako dari luar sudah dijadwalkan, salah satunya adalah minyak goreng produk bulog, yakni “Minyak Kita”, pungkasnya. (PB14)