Inforial

Mahasiswa Pegaf di Jayapura Keluhkan Perhatian Pemda

MANOKWARI, papuabaratnews.co – Sejumlah mahasiswa asal Kabupaten Pegunungan Arfak di Kota Jayapura, Papua mengeluhkan minimnya perhatian Pemerintah daerah setempat kepada di tengah pandemi Covid-19. Sampai saat ini pemda belum mengambil tindakan untuk memulangkan sekitar 100-an mahasiswa aktif asal Pegunungan Arfak yang tertahan di Jayapura.

Yehezkiel Ahoren, mahasiswa asal Pegaf yang saat ini tengah menempuh pendidikan di  Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Silas Papare, Jayapura, mengatakan dirinya bersama teman-teman mahasiswa asal Pegaf telah dilupakan oleh pemda Pegaf.  Menurutnya pasca merebaknya pandemi  Covid-19 di wilayah Papua pada awal Maret lalu sampai hari ini tidak ada perhatian bantuan yang diterima dari pemda Pegaf.

“Kami mahasiswa tidak dapat apa-apa,  uang juga tidak,  supermi, beras dan telur juga tidak ada,” ujarnya kepada Papua Barat News di Pelabuhan Manokwari, Sabtu (20/6/2020).

Yehezkiel menyebutkan dia bersama teman-temannya telah berupaya membangun komunikasi dengan pimpinan daerah melalui grup facebook  Pegaf namun tidak ada tanggapan. Diungkapkannya saat ini masih banyak mahasiswa/wi asal Pegaf yang belum kembali ke Manokwari dan tertahan di Jayapura lantaran tidak memiliki biaya.

“Kami 20 orang ini beli tiket sendiri satu orang tiga ratus ribu,  kami bayar sendiri,  khusus yang dari Manokwari saja yang gratis,  Pegaf dan Mansel bayar sendiri,”  urainya.

Dia mengungkapkan mahasiswa asal Pegaf yang berada di Jayapura marah dengan kebijakan yang dilakukan pemda dengan tidak memberi perhatian bagi mereka. Karena itu dia dan beberapa mahasiswa Pegaf yang ikut dalam kapal KM Gunung Dempo, pada Sabtu (20/6/2020), berencana melakukan aksi demo di depan kantor Bupati Pegaf. Mereka hendak mempertanyakan peran pemda di tengah pandemi Covid-19 bagi mahasiswa/wi asal Pegaf di Jayapura.

“Kami kecewa dengan pemda Pegaf, karena itu kami akan demo minta agar aspirasi kami di dengarkan oleh pemda agar memulangkan teman-teman lain yang masih tertahan di Jayapura,” ungkapnya.

Terpisah,  Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf),  Yakomina Rumfabe,  menegaskan penerapan protokol kesehatan tetap akan diberlakukan bagi sejumlah mahasiswa asal Pegaf yang kembali dari Jayapura pasca penerapan karantina wilayah. Menurutnya 20 mahasiswa asal Pegaf yang pulang ke Pegaf harus menjalani karantina mandiri selama 14 hari. Sekalipun telah diperiksa di Jayapura dan dinyatakan negatif namun harus diberlakukan karantina mandiri dalam pengawasan petugas medis di Pegaf.

“Memang mereka tidak positif namun kita harus menjaga jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” terangnya.

Yakomina menuturkan posko pemeriksaan kesehatan di pintu -pintu?masuk Pegaf telah bersiaga. Karena itu menurutnya protokol  kesehatan tetap akan diberlakukan bagi mahasiswa asal Pegaf yang baru tiba dari Jayapura, Sabtu (20/6/2020). Dia menyatakan pintu masuk pertama di Indabri jika melalui Minyambouw,  sedangkan jika melalui Manokwari Selatan maka ada pemeriksaan di pos Sakumi. Pihaknya mengutarakan pemeriksaan kesehatan di pos Indabri dan Sakumi hanya dilakukan pemeriksaan pengukuran suhu badan. Sementara jika ada dugaan potensi terpapar Covid-19 maka akan dilakukan rapid tes di posko induk yang berada di kantor Bupati Pegaf,  bertempat di Anggi.

“Sekarang ketua gugusnya bupati,  sehingga jika ada informasi seperti akan langsung masuk ke bupati terkait kedatangan 20 mahasiswa Pegaf dari Jayapura,” tandasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Pegunungan Arfak, Marinus Mandacan saat dikonfirmasi Papua Barat News, terkait kondisi mahasiswa asal Pegaf di Jayapura yang belum mendapatkan bantuan pemda dan Kepulangan 20 mahasiswa asal Pegaf dari Jayapura yang saat ini telah berada di Manokwari. Dia mengatakan jika seluruh anggaran pemda telah dipangkas untuk penanganan dampak Covid-19 di Pegaf.

“Saat ini saya sedang sakit dan tidak berani jawab itu karena korona ini anggaran semua sudah dipangkas jadi sementara ini belum diatur untuk itu jadi sementara tunggu sampai selesai dan saya juga sementara sakit,” pungkasnya. (PB22)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.