PCR RSU Provinsi Papua Barat segera Difungsikan
MANOKWARI, papuabaratnews.co – Alat pendeteksi virus corona dengan teknologi polymerase chain reaction (PCR) di Rumah Sakit Umum Provinsi Papua Barat akan segera dioperasikan.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Arnold Tiniap menyatakan kontainer yang berisi alat PCR tersebut sudah tiba di Pelabuhan Manokwari dan dalam waktu dekat akan dibongkar dan dibawa ke RSU yang terletak di belakang komplek Irman Jaya, Kelurahan Amban, Manokwari itu.
“Kami juga sudah memberangkatkan tiga tenaga analis dan satu dokter untuk menjalani pelatihan di Makassar. Mereka yang nanti akan mengoperasikan alat itu,” ungkap Arnold di Manokwari, Selasa (2/6/2020).
Pelatihan akan berlangsung selama 5 hingga 7 hari di Laboratorium Kesehatan Makassar. Diharapkan pekan depan mereka sudah kembali ke Manokwari dan mengoperasikan PCR tersebut.
“Nanti kalau alat sudah tiba di rumah sakit akan diinstal dulu. Setelah siap dan tenaga medis tiba bisa langsung uji coba,” katanya lagi.
Fasilitas kesehatan (Faskes) karantina RSU Provinsi Papua Barat selama ini sudah merawat sebanyak delapan warga positif Covid-19. Dari delapan orang tersebut enam di antaranya sudah sembuh dan dipulangkan. Saat ini tersisa dua orang positif dan satu orang dalam pemantauan (ODP) yang dikarantina di RSU tersebut.
“Satu ODP ini tenaga tukang yang selama ini bekerja pada pembangunan rumah sakit. Beberapa waktu lalu ada sekitar 20 orang tukang mau pulang kampung halamanya di Jawa, sebelum pulang kita lakukan rapid test dan satu menunjukan hasil reakti makanya kita karantina,” kata dia lagi.
Sebagaimana enam pasien yang lain, Arnoldus berharap dua pasien positif yang kini berada di rumah sakit itu bisa sembuh dan kembali ke keluarganya masing-masing.
Ia mengutarakan dari delapan orang positif COVID -19 di Manokwari hanya satu yang dari kelompok PDP, sisanya dari OTG, termasuk dua pasien positif yang ada saat ini.
“Yang dari OTG ini mereka tidak mengalami gejala dan kondisi kesehatan mereka cukup bagus. Dengan demikian potensi untuk sembuh sangat besar,” katanya.
Ribuan warga kontak dengan pasien Covid-19
Lebih lanjut, Arnold menyebutkan sebanyak 1.383 warga di Papua Barat tercatat memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif Covid-19.
Dia menerangkan, dalam penanganan Covid-19 mereka masuk pada ketegori orang tanpa gejala (OTG). Mereka pun memiliki peluang besar tertular virus yang belum ditemukan obatnya tersebut.
Berdasarkan data gugus tugas penanganan Covid-19, jumlah OTG di Papua Barat terus meningkat sejak ditemukan kasus positif di sejumlah daerah. Dari hasil pemeriksaan petugas sebagian terkonfirmasi positif dan sebagian lainya negatif.
Arnold mengutarakan bahwa dari 1384 orang tersebut 576 orang masih dalam pemantauan petugas kesehatan. Sedangkan 807 sudah selesai pemantauan.
Pada data kasus positif, lanjut Arnoldus, cukup banyak warga yang terjangkit COVID-19 berasal dari kelompok OTG. Jumlah mereka cukup dominan dibanding dari kelompok orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP)
“Dari hasil analisa data COVID-19 tanggal 29 Mei, dari 158 orang positif COVID-19 saat itu, 125 di antaranya dari OTG, 22 dari ODP dan hanya 11 pasien positif dari PDP,” katanya.
Di Kota Sorong data konfirmasi positif pada 29 Mei 2020 sebanyak 54 kasus. Dari jumlah tersebut 44 di antaranya dari kelompok OTG, delapan dari ODP dan dua dari PDP. Di Kabupaten Teluk Bintuni dari 41 positif saat itu 40 dari OTG dan hanya satu dari kelompok ODP.
Kabupaten Sorong dari 32 kasus positif, 25 orang dari OTG dan tujuh ODP. Raja Ampat dari 16 kasus, delapan dari ODP, tujuh dari OTG serta satu dari PDP. Kabupaten Manokwari, dari delapan konfirmasi positif, lima dari OTG, dua dari ODP dan satu dari PDP.
Di Teluk Wondama dengan tiga konfirmasi positif seluruhnya dari kelompok OTG. Fakfak dua kasus seluruhnya dari ODP, Kaimana satu kasus positif dari OTG. Sedangkan satu kasus di Kabupaten Manokwari Selatan berasal dari kelompok PDP.
Menurut dia, peningkatan jumlah OTG berlangsung seiring dengan penambahan pasien positif.
“Hari di Papua Barat ada tambahan 31 OTG. 21 dari Teluk Bintuni, empat dari Kabupaten Sorong, tiga Manokwari dan tiga dari Raja Ampat,” ujarnya.
Pada Senin 1 Juni 2020 tidak ada tambahan pasien positif di Papua Barat. Berdasarkan data Minggu 31 Mei jumlah warga positif COVID-19 di provinsi tersebut sebanyak 168 orang. (ANT/RED)