40 Persen Warga Mansel Masih Ragu Divaksin Covid-19
MANSEL, papuabaratnews.co – Sebanyak 40 persen masyarakat Kabupaten Manokwari Selatan masih ragu menerima vaksinasi untuk mencegah berkembangnya virus Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Manokwari Selatan, Hengky Tewu. Dia mengatakan, sama seperti kasus-kasus vaksin sebelumnya, saat ini pihaknya masih terus berupaya meyakinkan warga agar menerima vaksinasi Covid-19.
Pasalnya, dari hasil dua kali survei sederhana yang sudah dilakukan terkait penerimaan masyarakat terhadap vaksin Covid-19, hasilnya 40 persen masyarakat masih ragu untuk divaksinasi.
“Ada dua kali pertemuan dengan warga, saya coba buat survey sederhana. Saya minta jawab spontan, kalau vaksinnya datang berapa yang bersedia disuntik? Dari sepuluh orang, tidak sampai 40 persen yang bersedia,” tuturnya, Kamis (17/12/2020).
Dia menilai, ketidak-pahaman warga terkait vaksin Covid-19 ini dikarenakan masih ada rasa takut. Menurutnya, dengan begitu yang menjadi persoalan utama bukan soal berapa banyak vaksin yang bisa didistribusikan atau berapa harga yang harus dibayarkan.
“Saya kasih tahu ke OPD teknis, masalahnya justru bukan pada vaksin. Masalahnya ada pada keraguan masyarakat untuk divaksin. Mereka masih ragu dan berprasangka buruk. Padahal ini penting sekali untuk memutus penularan virus corona di daerah ini,” ujarnya.
“Meski tidak ada sosialisasi khusus terkait vaksin Covid-19, di setiap pertemuan dengan warga guna membahas penanganan Covid-19 ini, kami sudah sisipkan materi bahwa kita sedang menunggu vaksin,” katanya menambahkan.
Dikatakan, karena masa kadaluarsa vaksin Covid-19 ini cenderung cepat, distribusi akan dilakukan secara bertahap.
“Vaksin itu kita tidak bisa datangkan sekaligus. Masa expirenya pendek. Jadi yang siap kita langsung vaksin,” ungkapnya.
Ditanya fasilitas gudang farmasi, Hengky menegaskan setiap Puskesmas di Mansel sudah memiliki fasilitas tersebut.
“Gudang farmasi sudah siap. Ada cold chain untuk menyimpan vaksin. Hampir semua Puskesmas disini punya. Hanya Tahota yang kondisinya rusak. Tapi kita bisa simpan di Isim atau Ransiki nanti diantar kalau mau menyuntik,” pungkasnya. (PB24)
**Berita ini Telah Terbit di Harian Papua Barat News Edisi Jumat 18 Desember 2020