Berita Utama

Amnesty Menilai Sidang Kasus Paniai hanya Main-main

MAKASSAR – Terdakwa dalam perkara Hak Asasi Manusia (HAM) Berat Paniai, Papua, Mayor Infantri (Purn) Isak Sattu tidak ditahan oleh jaksa selama kasus bergulir di pengadilan. Bahkan, saat berada di Makassar, Sulawesi Selatan untuk mengikuti persidangan di PN Makassar Kelas IA. Khusus, terdakwa tidak diketahui keberadaannya, meski jaksa menyebut dalam pengawasannya.

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengatakan, jika memang perlu perhatian terhadap perlindungan saksi dan korban bahkan perlindungan jaksa maupun hakim yang memang membutuhkan.

Hanya saja menurutnya, terdakwa yang tidak ditahan sebenarnya itu kejahatan serius.”Katakanlah pelanggaran di atas lima tahun itu ditahan, tapi majelis hakim tadi mengatakan selama saudara bersikap kooperatif mau bekerja sama, majelis hakim tidak akan mengambil keputusan untuk memerintahkan penahanan tapi kalau saudara terdakwa tidak kooperatif saudara bisa saja tahan,” kata Usman.

“Tapi saya hormati meskipun menimbulkan pertanyaan pada publik. Apa iya terdakwa adalah pelaku sesungguhnya, apa iya terdakwa adalah orang yang bertanggung jawab pada peristiwa keji itu. Itu saya belum bisa menjawab nanti kita lihat pembuktiannya,” sambung Usman, di halaman PN Makassar, usai menyaksikan Peradilan HAM Paniai, Rabu (21/9/2022).

Dia bahkan menilai, jika persidangan itu hanya sekedar gimmick, mengingat pengalaman sidang-sidang HAM terdahulu yang berujung nol penghukuman. Hukuman bebas ditingkat banding dan kasasi.

“Sekarang nampaknya persiapannya tidak matang bahkan tadi dari 180 hari sudah termakan waktu 90 hari. Padahal yang paling penting itu adalah substansi perkaranya, benar tidak peristiwa di Paniai itu memang terjadi akibat perbuatan terdakwa. Itu masih kita lihat lah dan itu banyak yang meragukan bahwa pelakunya adalah satu orang ini. Banyak yang hilang kronologisnya terutama siapa yang melakukan penganiayaan terhadap anak-anak itu siapa. Itu harus dibuktikan dulu, itu menurut saya,” urai Usman.

Dan memang, dalam sidang pembacaan dakwan perkara HAM berat Paniai, jaksa juga tidak menyebutkan satu pun umur dari korban, baik yang meninggal atau terluka. Saat akan dimintai keterangan, alasannya, keterangan satu pintu di Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung. (MI)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.