Angka Pernikahan Dini di Papua Barat Tinggi
MANOKWARI, PB News – Tumbuh kembang remaja di era digitalisasi yang kian pesat, apabila tidak diimbangi dengan ketatnya pengawasan dan bimbingan dari orang tua, maka akan berdampak pada kerapuhan sosial dan psikologi. Kerapuhan tersebut secara perlahan membuat remaja terjebak dalam penyimpangan moralitas atau pergaulan bebas.
Berdasarkan data survey rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2017 dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua Barat, terdapat 44 dari 1000 remaja hamil dan melahirkan di luar pernikahan.
“Kelompok umurnya 15-19 tahun ditemukan hamil dan melahirkan, 44 orang itu cukup besar. Dan ini sangat disayangkan,” ujar Kepala BKKBN Provinsi Papua Barat, Benyamin Lado, saat dikonfirmasi Papua Barat News, Selasa (27/3/2018).
Dia mengatakan, kekeliruan persepsi remaja dalam mengekspresikan diri atas perkembangan zaman serta kelemahan penerapan pola asuh dari orang tuan menjadi penyebab tingginya angka pernikahan dini di Provinsi Papua Barat.
Untuk mengetahui secara terperinci tentang permasalahan pernikahan dini di Kabupaten Manokwari dan Manokwari Selatan (Mansel), pihak BKKBN Papua Barat telah melakukan kerjasama dengan pusat kajian gender dan seksualitas dari Universitas Indonesia (UI).
“Hasil kajian itu baru menjadi laporan sementara, belum bisa dipublikasikan ke media. Tapi faktanya ada,” tutur di.
Maraknya kehamilan terjadi sebelum pernikahan yang berujung tindakan aborsi sebanyak 8,3 persen, sedangkan yang dipaksakan menikah karena hamil diperikan mencapai 23 sampai 30 persen. Persoalan itu membawa pengaruh buruk bagi kondisi kesehatan, psikologis, suramnya masa depan dan kehidupan sosial dari sepasang remaja khususnya remaja perempuan.
“Menurunnya kesehatan alat reproduksi bahkan berakibat kematian ibu yang melahirkan. Usia remaja belum siap menjadi seorang ibu rumah tangga,” kata dia.
Melalui rapat koordinasi program kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga 2018 dengan tema “Penguatan Integrasi Program Lintas Sektor di Kampung KB, Guna Mempercepat Terwujudnya Kualitas Sumber Daya Manusia”, Benyamin berharap, peran serta dari orang tua lebih dimaksimalkan dalam menjaga pola pergaulan remaja di lingkungan sekitar.
“Kita selalu berikan sosialisasi dan melakukan pendekatan berbasis komunitas demi mencapai generasi berencana,” papar dia.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Provinsi Papua Barat, Drs Dominggus Mandacan, mengimbau kepada seluruh masyarakat maupun instansi terkait agar selalu berkoordinasi dan bersinergi mendorong program generasi berencana.
Implementas program tersebut pun diharapkan berkontribusi optimal mewujudkan misi pemerintahah provinsi, khususnya memacu pelayanan dasar di bidang pendidikan dan kesehatan, pemberdayaan masayarakat, perlindungan perempuan dan anak demi menuju Papua Barat yang aman, sejahtera dan bermartabat.
“Bagi OPD (organisasi perangkat daerah) terkait baik di provinsi dan kabupaten/kota dan seluruh mitra, supaya sama-sama memajukan proram keluarga berencana ini,” terang dia.
Dominggus menuturkan, dengan adanya program generasi berencana, seluruh potensi kekayaan sumber daya alam (SDA) di Papua Barat bisa dikelola dengan maksimal oleh SDM yang berkualitas. (FW)