Daring Tidak Maksimal, Sistem Jemput Tugas Dinilai Adil
MANSEL, papuabaratnews.co – Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Manokwari Selatan (Mansel) Tera Auri menerangkan, penerapan proses belajar daring sulit diterapkan di daerah itu.
Selain karena kurangnya siswa yang memiliki handphone android, minimnya akses internet menjadi kendala tersendiri.
“Tidak semua siswa punya android. Selain itu mungkin hanya tiga distrik yakni Oransbari, Ransiki dan Momi Waren yang bisa dikatakan punya akses internet yang memadai. Tentu ini jadi kendala juga kalau sistem belajar daring dilaksanakan,” tuturnya, Kamis (5/11/2020).
Tera menilai, apabila sistem belajar daring dipaksakan, mayoritas siswa akan tertiggal kurikulum belajar sekarang ini.
“Kasian siswa lainnya. Pasti keteteran mengejar siswa lainnya yang memang ditunjang oleh fasilitas yang baik. Jadi kita cari cara yang adil,” ungkapnya.
Olehnya Auri mengatakan, pihaknya tengah memaksimalkan proses jemput tugas langsung di sekolah. Selain itu, guna menerapkan protokol kesehatan, para siswa dikelompokan menjadi beberapa bagian pada saat mengambil tugas di sekolah.
“Jadi kita atur jadwalnya. Tidak semua siswa serempak langsung datang semua di sekolah untuk ambil tugas. Kita bagi beberapa kelompok,” terangnya.
Auri kemudian meminta peran aktif orang tua agar memantau proses pengambilan tugas di sekolah.
“Kita sudah rapat terus sosialisasi kepada orang tua agar aktif berperan. Antar anak ambil tugas di sekolah, abis itu langsung pulang rumah. Karena kalau tidak diantar, takutnya selesai ambil tugas langsung berkeliaran,” imbuhnya.
Terpisah, Rosita, salah satu orang tua murid yang berhasil ditemui Papua Barat News menilai, proses belajar yang dilaksanakan Dispora Mansel sangat adil bagi semua siswa.
“Anak saya juga salah satu yang tidak pegang hp android. Kasian kalau harus diam di rumah baru ketinggalan proses belajar. Kalau yang jemput tugas ini saya rasa sangat adil,” terangnya. (PB24)
**Berita ini Telah Terbit di Harian Papua Barat News edisi Jumat 6 November 2020
