Berita UtamaInforial

Karantina Terpusat Sudah Mulai Difungsikan

MANOKWARI, papuabaratnews.co – Tempat karantina terpusat yang disiapkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) Kabupaten Manokwari, sudah mulai difungsikan.

“Jadi tempat karantina terpusat yang selama ini diusahakan akhirnya sudah dapat digunakan dan sudah menerima pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 untuk dikarantina di sana,” ujar Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Manokwari, drg. Henri Sembiring kepada sejumlah awak media di Manokwari, Senin (6/7/2020).

Ia melanjutkan, sudah ada dua orang pasien yang dikarantina terpusat pada Jumat pekan lalu. Dengan adanya dua pasien maka pihaknya sedang melakukan tracing kepada anggota keluarga ataupun kerabat yang pernah melakukan kontak langsung dengan pasien bersangkutan untuk dilakukan rapid tes.

“Jadi untuk rapid tes untuk saat ini kita utamakan dulu kepada mereka yang pernah berhubungan atau melakukan kontak langsung dengan dua pasien tersebut sehingga bisa segera mendapatkan penanganan,” kata dia.

Terkait rencana pemerintah melalui Gustu Covid-19 Kabupaten Manokwari untuk melaksanaan rapid tes massal kepada 5000 warga di Manokwari sebagai tahapan persiapan menuju new normal, ia menjelaskan, bahwa pengadaan alat rapid tes sebanyak 1,900 unit sedang dilakukan untuk menggenapi jumlah yang tersedia.

“Seharusnya jumlah rapid tes yang kita miliki sebanyak 2.680 unit. Akan tetapi kita sudah gunakan untuk kepentingan rapid tes bagi sesama kita warga Biak yang dipulangkan beberapa waktu lalu, sehingga jumlah itu yang ada saat ini,” terang Dokter Sembiring.

Anggaran Covid-19 tak berubah

Sembiring menjelaskan, hasil rapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Manokwari yang membahas refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19, tidak mengalami perubahan.

“Jadi anggaran yang direalokasikan untuk penanganan Covid-19 di Kabupaten Manokwari sampai saat ini masih tetap yaitu sebesar Rp85,3 miliar,” kata dia.

Dari anggaran yang ada, pos kesehatan mendapatkan porsi terbesar yaitu sebanyak Rp41 miliar atau bertambah Rp2 miliar dari perencanaan yakni Rp39 miliar.

Menurut dia, penambahan tersebut diantaranya digunakan untuk belanja kebutuhan peralatan yang berhubungan dengan PCR yang belum lengkap karena pada saat perencanaan awal pihaknya tidak memperhitungkan tentang famili atau fasilitas pendukung lain.

“Ini terjadi karena kita tidak memiliki pengalaman penanganan Covid-19 dan juga awam dengan alat tersebut. Sementara anggaran yang lainnya digunakan untuk pos-pos yang berkaitan dengan penanganan Covid-19 seperti pos sosial dan ekonomi,” pungkasnya. (PB25)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.