Kekayaan Janggal Sebelum Lukas Terbuang
JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Gubernur Papua Lukas Enembe pada Selasa (10/1/2023). Kekayaan orang nomor satu di Bumi Cenderawasih itu diketahui mencapai Rp33,78 miliar.
Kekayaan Lukas memang melonjak saat menjabat Gubernur Papua. Pada 2012, pada awal masa jabatannya, Lukas melaporkan kekayaannya sebesar Rp 3,54 miliar. Pada 2018, saat Lukas kembali menjadi calon Gubernur Papua, angkanya telah melambung menjadi Rp 21,45 miliar. Adapun dalam laporan terakhir yang diterima Komisi Pemberantasan Korupsi, kekayaan Lukas mencapai Rp 33,78 miliar.
Pada saat yang sama, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) rupanya menemukan seabrek aliran dana janggal yang diduga melibatkan Lukas dan keluarganya. Lukas ditengarai memiliki rekening di perusahaan judi Resorts World Sentosa dan Marina Bay Sands, Singapura. Rekening itu berisi dana senilai Sin$ 56,75 juta atau setara dengan Rp 600,8 miliar, dengan kurs 10.586 per dolar Singapura.
PPATK telah menyampaikan sedikitnya 12 laporan hasil analisis kepada KPK ihwal transaksi mencurigakan yang melibatkan Lukas dan keluarganya sepanjang 2016-2019. Termasuk di antaranya dana senilai Rp 71,09 miliar di rekening yang tersebar di 11 lembaga keuangan. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md. menegaskan bahwa kasus dugaan gratifikasi senilai Rp 1 miliar bukan satu-satunya perkara yang menunggu pertanggungjawaban Lukas.
KPK menetapkan Lukas sebagai tersangka pada 5 September 2022. Ia diduga menerima gratifikasi senilai Rp 1 miliar dari Tono Laka, pengusaha sekaligus kontraktor proyek rumah Lukas. Status ini membuat Lukas kehilangan jabatannya sebagai Gubernur Papua, yang semestinya baru berakhir kemarin.
Lukas akhirnya juga lengser dari kursi Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Papua yang didudukinya sejak 2007. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono secara resmi mengumumkan pencopotan Lukas pada 29 September 2022. (TEM/MI)
