Kelola Sampah, DLH Gandeng Bank Sampah Swasta
MANOKWARI, papuabaratnews.co – Setiap harinya sampah yang dihasilkan mencapai ribuan ton, untuk itu diperlukan penanganan dan pengelolaan yang baik agar sampah tersebut bisa bermanfaat, tidak hanya berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sehingga Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melalui Bidang Persampahan menggandeng bank sampah swasta untuk pengolahan dan pemilahan sampah.
Kepala Bidang Persampahan, Maklion Ayatanoi menyebutkan Targetnya sebanyak 10.000 Kg sampah yang dibeli dari masyarakat melalui bank sampah. Menurutnya ada dua pengolahan sampah, yakni pengurangan dan pemilahan. Dimana pengurangan sampah akan dimulai dari bawah (masyarakat) dan bank sampah. Ia berharap kedepan masyarakat bisa memilah sampah yang bisa dijual kembali ke bank sampah, salah satunya sampah plastik.
“Ada enam bank sampah swadaya yang ada di Manokwari. Sedangkan kita punya bank sampah induk, untuk tahun ini anggarannya hanya ada di bank sampah induk. Kita ada persiapan sekitar 10.000 Kg sampah yang kita beli ke masyarakat,” paparnya kepada Papua Barat News belum lama ini.
Segala proses pengolahannya pun diserahkan sepenuhnya oleh bank sampah binaan DLH dan UKM Pramuka.
“Pemilahannya disitu, dipilah, ditimbang kemudian dibawa untuk diproses oleh swasta,” jelasnya.
Dijelaskan, proses pengolahan sampah untuk masing-masing daerah berbeda. Dimana jika dibandingkan dengan daerah lain, kabupaten Manokwari sering terkendala pengiriman sampah hasil pemilahan.
“Program dari pusat itu terkadang tidak memperhatikan kondisi didaerah, karena kalau di Jawa sampah ditimbang dan tempat jualnya dekat. Makanya kenapa ada keuntungan, karena tempat jualnya dekat. Sedangkan kita didaerah, sampah dikumpul kemudian dikirim melalui jalur laut dan menyita waktu serta biaya yang cukup mahal,” ungkapnya.
Pihaknya juga telah memberikan stimulus kepada bank sampah berupa bantuan alat dan subsidi anggaran guna melakukan pengolahan sampah. Namun pada kenyataannya tetap terkendala pada biaya pengiriman yang cukup mahal. Kedepan pihaknya berencana akan membentuk koperasi yang dikelola oleh bank sampah.
“Mereka berharap tetap ada subsidi pemerintah kemudian jika biaya operasionalnya kurang kita pres saja, kedepan kerjasamanya dalam bentuk koperasi oleh bank sampah. Dimana didalamnya adalah orang-orang yang ada enam unit bank sampah. Koperasi ini binaan DLH, koperasi juga bekerjasama dengan bank sampah dibawah unit untuk mengambil sampah di masyarakat,” ujarnya.
“Sampahnya nanti dikelola oleh koperasi, jadi nanti koperasi yang beli dari bank sampah. Harganya ditentukan, biasanya antara Rp. 1.000 atau Rp. 2.000 per Kg, dibeli kemudian dikumpul oleh koperasi dan kemudian dikirim. Kita berharap lama kelamaan koperasi ini mandiri, sudah tidak perlu bantuan dari pemerintah. tetapi untuk pertama kita berikan stimulant sehingga bisa berjalan,” tandasnya. (PB19)
**Artikel Ini Telah Terbit di Harian Papua Barat News Edisi Selasa 13 Oktober 2020