Lurah Padarni Diminta Pantau Aktivitas Pasar Borobudur
MANOKWARI, papuabaratnews.co – Pjs. Bupati Manokwari, Robert Rumbekwan meminta Kelurahan Padarni untuk memantau aktivitas jual beli di pasar Borobudur, serta dapat memberikan sosialisasi tentang protokol kesehatan kepada para pedagang.
“Kepada kepala Lurah Padarni, pantau dari jam 16.00-21.00 WIT aktivitas yang ada di pasar. Ikuti dengan baik dan sampaikan kepada saya, jika sudah tidak mematuhi protokol kesehatan, diberitahukan supaya melalui gustu kita bisa tingkatkan disiplin di sana (pasar Borobudur),” ujarnya, Rabu (14/10/2020).
Ia menegaskan, pandemi Covid-19 tidak bisa dianggap remeh. Dimana hingga saat ini jumlah kasus positif Covid-19 semakin meningkat hingga ada yang berujung dengan kematian.
“Jangan menganggap biasa-biasa saja, wabah ini sudah luar biasa siap mengancam kita. jaga diri kita dan jaga orang lain, semua baku jaga . Sampaikan kepada masyarakat bahwa protokol kesehatan itu wajib ditaati,” pesannya.
Sementara itu, Kepala Kelurahan Padarni, Rifky Anggriansyah Setiadi menuturkan, semua pasar tentu akan menjadi perhatian terlebih saat pandemi ini dan bukan hanya pasar Borobudur.
Ia menjelaskan, sejauh ini pihaknya telah melakukan mediasi dengan para pedagang, serta membagikan masker, namun pada kenyataannya aktivitas di pasar Borobudur masih tetap berjalan normal, bahkan belum semua menaati protokol kesehatan, salah satunya masih ada yang tidak mengenakan masker. Rifky mengungkapkan, tingkat kesadaran akan protokol kesehatan masyarakat areal pasar Borobudur memang masih rendah.
“Kendalanya memang masyarakat masih belum sadar. Kami bersama tim gustu, babinsa, babinkantibmas sudah melakukan upaya. Kita harus tetap memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Saat ini masih ada masyarakat yang masih tidak percaya dan tidak sadar masker. Tugas kami akan memberikan sosialisasi terkait covid untuk masyarakat,” ungkapnya.
Dirinya mengakui bahwa pihaknya belum dapat melakukan sosialisasi secara intens. Namun pihaknya tetap akan berupaya mensosialisasikannya dan terus memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk taat terhadap protokol kesehatan.
“Kami sedang mencari strategi bagaimana untuk melakukan sosialisasi secara terus menerus terkait covid. Jika kita larang aktivitas di situ, kembali lagi kepada masalah ekonomi. Karena itu bahasa dari masyarakat, jika mereka tidak berjualan maka tidak makan dan kata-kata itu dikembalikan ke pemerintah. Namun kita tetap sosialisasikan kepada mereka,” tandasnya. (PB19)
**Artikel ini Telah Terbit di Harian Papua Barat News Edisi Kamis 15 Oktober 2020