Masyarakat Belum Disiplin, Penularan Covid-19 Masih Terjadi
MANOKWARI, papuabaratnews.co – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Otto Parorongan menilai penularan virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) masih terjadi di wilayah Papua Barat, karena masyarakat belum disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Padahal, gerakan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan memakai sabun, dan menjaga jarak harus menjadi upaya promosi kesehatan.
“Ya, saya kira demikian (penerapan protokol kesehatan, red). Kesadaran masyarakat untuk menerapkan aturan protokol kesehatan dalam aktivitas keseharian belum maksimal,” ujar Parorongan saat dikonfirmasi awak media di Manokwari, Selasa (1/12/2020).
Menurut Otto, jika masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan dan tidak ada penularan baru dalam 14 hari orang yang terinfeksi virus ini, maka kasus baru Covid-19 bisa dihentikan.
“Namun, karena kita belum disiplin mengakibatkan penularan virus masih berjalan,” katanya.
Padahal, dia melanjutkan, disiplin menerapkan 3M sebagai upaya promosi kesehatan harus menjadi hal utama. Ia meminta masyarakat Papua Barat harus selalu hidup lebih bersih dengan lebih sering mencuci tangan.
“Jangan menyentuh mulut, mata, dan hidung. Kalau mau menyentuhnya, pastikan tangan kita sudah bersih setelah mencucinya dengan sabun atau hand sanitizer,” ujarnya.
Selain itu, ia mengingatkan masyarakat Papua Barat untuk selalu menjaga jarak. Sebab, Covid-19 ada di hidung atau mulut orang yang terinfeksi virus ini dan ketika bersin atau batuk kemudian cairan droplet terbang maka bisa mengenai orang di dekatnya. Namun, ketika orang yang terinfeksi Covid-19 memakai masker wajah maka ketika bersin maka virus corona akan tertahan. Sebaliknya, masker juga membuat virus tertahan di lapisan luar sehingga tidak menular ke orang di sekitarnya.”Artinya disiplin menjadi perlindungan utama, supaya jangan kita terdampak,” katanya.
Dari 13 kabupaten/kota di Papua Barat, kata Otto, Kota Sorong dan Kabupaten Manokwari terus terjadi lonjakan kasus setiap hari. Sementara kabupaten lain mulai melandai. “Dua daerah itu yang perlu kita waspadai,” ujarnya.
Dia juga menyebutkan nihilnya temuan kasus di Kabupaten Pegunungan Arfak selama ini, lantaran upaya pendeteksian jarang dilakukan oleh Tim Satgas Covid-19 setempat. Beberapa waktu lalu, tim dari provinsi telah menurunkan petugas untuk melakukan rapid test dan swab di Pegunungan Arfak. “Sampel yang kita ambil itu pun hasilnya negatif semua,” ungkapnya.
Namun menurutnya, hasil tersebut belum bisa disimpulkan bahwa masyarakat di Pegunungan Arfak bebas dari virus corona.
Data Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua Barat, hingga Selasa (1/12/2020), menyebutkan bahwa angka kumulatif positif virus corona di daerah itu mencapai 5.352 orang. Dari jumlah tersebut ada 4.609 orang sudah dinyatakan sembuh, masih dalam perawatan medis sebanyak 654 orang dan meninggal dunia ada 89 orang.
“Ada tambahan 76 kasus positif hari ini (kemarin, red) berasal dari Manokwari 41 orang, Kaimana 16 orang, Teluk Wondama 12 orang, dan Kota Sorong 7 orang,” kata Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Papua Barat, Arnold Taniap, melalui keterangan resmi, Selasa (1/12/2020).
“Ada tambahan 1 kasus positif di Kaimana meninggal. Dan yang sembuh tambahnnya 45 orang,” kata dia lagi. (PB15)
**Berita ini Telah Terbit di Harian Papua Barat News Edisi Rabu 2 Desember 2020