Berita Utama

Mencari Bisnis Digital yang Masih Moncer

JAKARTA – Meski sempat diterjang badai pemutusan hubungan kerja (PHK) sepanjang 2022, sejumlah investor dan ekonom menilai industri digital serta perusahaan rintisan alias startup masih punya peluang untuk bangkit kembali pada tahun ini. Beberapa sektor dinilai mampu bertumbuh meski terbatas.

Ketua Umum Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia, Eddi Danusaputro, mengatakan arus investasi untuk perusahaan rintisan masih mengalir. “Tapi memang lebih selektif,” ujar Eddi, Senin (23/1/2023).

Startup yang bisa mengelola arus kas tidak mengandalkan strategi bakar uang serta memiliki peluang membukukan keuntungan bakal menjadi pilihan investor.

Menurut Eddi, startup bidang teknologi finansial atau fintech dan pertanian memiliki peluang yang bagus. Begitu juga dengan startup teknologi kesehatan, hiburan, dan logistik. “Sebab, mereka masih diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari,” ucap dia.

Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, menyatakan sektor lain yang berpeluang tumbuh adalah layanan transportasi angkutan panggilan atau ride hailing. “Kemudian ada fintech yang tampaknya masih bisa tumbuh, khususnya layanan payment dan investment,” ujarnya.

Namun pertumbuhan perusahaan rintisan tersebut diperkirakan masih terbatas, mengingat selama masa pandemi Covid-19 akselerasi sektor ekonomi digital sudah berjalan. Saat ini, kebiasaan masyarakat berubah dari beraktivitas secara daring menjadi kembali normal. “Ketika kebiasaan masyarakat (beraktivitas secara daring) sudah mereda dan adopsi (teknologi) kembali melambat, sebenarnya akselerasi itu sudah habis,” kata Nailul.

Hambatan laju pertumbuhan perusahaan juga dipicu oleh keterbatasan modal dari investor. Nailul mencatat terjadinya penurunan investasi saat suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) naik agresif sepanjang tahun lalu, yang berujung gelombang PHK di berbagai perusahaan startup. Pada Desember 2022, The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis point menjadi 4,25-4,5 persen.

Kondisi yang sama diperkirakan masih berlanjut pada tahun ini, mengingat The Fed belum berhenti menaikkan suku bunga acuan. “Porsi investor asing dalam investasi digital secara nasional mencapai 80 persen sehingga faktor suku bunga The Fed sangat signifikan,” katanya. (TEM)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.