Nilai Tukar Petani Papua Barat Turun Tipis
MANOKWARI, PB News – Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua Barat pada April 2021 sebesar 100,09. Jumlah ini mengalami penurunan tipis 0,89 (month to month/mtm) jika dibandingkan dengan NTP periode Maret 2021 yang tercatat 100,99.
Kepala Badan Pusat Statistik Papua Barat Maritje Pattiwaellapia mengatakan, turunnya NTP periode April karena indeks harga yang diterima oleh petani lebih rendah dari indeks yang dibayar oleh petani.
“NTP Papua Barat Bulan April lebih rendah dari Bulan Maret tahun 2021,” kata Maritje saat menggelar konfrensi pers di Manokwari, Senin (3/5/2021).
Dia menjelaskan, ada empat subsektor NTP yang mengalami penurunan indeks pada April 2021 dibandingkan dengan periode Maret 2021.
Meliputi, subsektor tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat dan peternakan.
“Artinya indeks yang diterima petani jauh lebih rendah dari indeks yang dibayar petani untuk empat subsektor tersebut,” ucap dia.
Untuk subsektor tanaman pangan, sambung Maritje, indeksnya mengalami penurunan -0,73 persen (mtm) yakni dari 102,90 pada Maret 2021 turun menjadi 102,16 pada April 2021.
Karena ada beberapa komoditas mengalami penurunan harga. Misalnya kacang tanah dan ketela pohon yang mengalami penurunan harga masing-masing 25 persen dan 20 persen.
“Gabah gering giling juga turun. Harga yang petani jual turun, sementara biaya produksinya jauh lebih besar,” jelas dia.
Selanjutnya, kata Maritje, subsektor hortikultura turun dari 100,81 pada Maret 2021 menjadi 98,58 atau -2,21 persen (mtm). Ada beberapa komoditas di kelompok ini yang mengalami penurunan harga seperti sayuran dan kacang panjang.
“Sehingga mempengaruhi pemasukan petani itu sendiri,” ucap dia.
Kemudian, subsektor tanaman perkebunan rakyat -1,97 persen (mtm) yakni dari indeks 106,07 pada Maret 2021 turun menjadi 103,97 pada April 2021.
“Kelapa mengalami penurunan harga, sementara biaya produksi naik,” ujar dia.
Dan, subsektor peternakan -0,29 persen (mtm) yaitu dari indeks 104,88 pada Maret 2021 turun menjadi 104,58 pada April 2021.
“Karena ada sejunlah komoditas yang mengalami penurunan harga, seperti harga ayam ras pedaging,” jelas dia.
Sedangkan subsektor perikanan mengalami peningkatan indeks sebesar 2,19 persen (mtm) yaitu dari 95,16 pada Maret 2021 naik menjadi 97,25 pada April 2021. Karena, komoditas ikan budidaya naik 1,36 persen (mtm) dari indeks 100,58 pada Maret 2021 menjadi 101,95 pada April 2021. Kemudian komoditas ikan laut hasil tangkapan nelayan mengalami peningkatan indeks dari 94,91 pada Maret 2021 menjadi 97,02 pada April 2021 atau sekitar 2,23 persen (mtm) .
“Kalaupun harga produksi naik tetapi harga yang diterima petani di subsektor ini lebih tinggi,” jelas dia.
NTUP turun
Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) di Provinsi Papua Barat pada April 2021 hanya 102,19 atau turun 1,02 persen (mtm) bila dibandingkan dengan NTUP Maret 2021 yang tercatat 103,25.
Maritje Pattiwaellapia menuturkan, NTUP merupakan nilai tukar antara barang atau produksi pertanian dengan faktor produksi yang dibutuhkan oleh petani di kawasan perdesaan.
Penurunan NTUP ini dipengaruhi oleh tiga subsektor yakni tanaman pangan -0,77 persen (mtm), hortikultura -2,36 persen (mtm), tanaman perkebunan rakyat -2,12 persen (mtm) dan peternakan -0,56 persen (mtm).
“Polanya sama dengan Nilai Tukar Petani,” tutup dia.
Sebagai informasi, NTP merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk melihat daya beli atau kemampuan petani. NTP menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikons4 maupun untuk biaya produksi pertanian.(PB15)
Berita ini telah terbit di Harian Papua Barat News edisi Rabu 5 Mei 2021