Berita UtamaEKONOMIInforial

Pandemi Hantam Ekspor Papua Barat

  • Ekspor Migas turun 5,96 persen (mtm)

 

MANOKWARI, papuabaratnews.coKinerja ekspor Provinsi Papua Barat terkontraksi akibat pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) yang melanda dunia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor periode Mei 2020 sebesar 169,5 juta dolar AS atau turun 4,19 persen (month to month/mtm) jika dibandingkan April 2020 yang tercatat sebesar 176,9 juta dolar AS.

Secara tahunan (Mei 2020 terhadap Mei 2019), nilai ekspor turun 8,08 persen (year on year/yoy).

“Kondisi pandemi ini, ekspor juga terpengaruh. Bulan Mei hanya mencapai 169,5 juta dolar AS,” ujar Kepala BPS Papua Barat Maritje Pattiwaellapia, saat menggelar konfrensi pers di Manokwari, Rabu pekan lalu.

Ia menjelaskan, ekspor Papua Barat masih didominasi sektor minyak dan gas (Migas) sebesar 96,8 persen. Sedangkan non migas hanya 3,3 persen.

Sehingga, penurunan nilai ekspor dari sektor migas sangat mempengaruhi kinerja ekspor secara keseluruhan. Realisasi ekspor migas pada Mei 2020 tercatat 164,1 juta dolar AS, jumlah ini menurun jika dibandingkan dengan periode April yang mencapai 174,5 dolar AS.

“Di Bulan Mei itu ekspor migas turun 5,96 persen (mtm). Kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu itu turunnya 10,78 persen (yoy),” kata dia.

Sedangkan sektor non migas, kata dia, tercatat 5,4 juta dolar AS meningkat dari periode April 2020 yang mencapai 2,4 juta dolar AS.

“Non migas meningkat baik secara tahunan maupun bulanan,” terang dia.

Perkembangan ekspor Papua Barat sejak Januari sampai Mei 2020 mengalami fluktuasi. Januari 2020 tercatat 180,9 juta dolar AS turun pada Februari  menjadi 156,9 juta dolar AS. Nilai ekspor ini terus menurun pada Maret 2020 menjadi 119,6 juta dolar AS. Namun, pada April 2020 nilai ekspor cukup meningkat menjadi 176,9 juta dolar AS dan Mei kembali turun menjadi 169,5 juta dolar AS.

 96 persen ekspor dari Pelabuhan Bintuni

Aktivitas ekspor Papua Barat pada Mei 2020 dilakukan melalui pelabuhan laut dan udara. Meliputi, pelabuhan laut di Teluk Bintuni  dengan nilai 163,13 juta (96,23 persen dari total ekspor Papua Barat). Disusul pelabuhan laut Manokwari sebesar 3,55 juta dolar AS (2,09 persen), pelabuhan laut Tanjung Perak 1,51 juta dolar AS (0,89 persen), pelabuhan laut Sorong sebesar 0,97 juta dolar AS (0,57 persen) dan pelabuhan udara Soekarno-Hatta sebesar 0,37 juta dolar AS (0,22 persen).

Tiongkok tujuan ekspor terbesar

BPS Papua Barat mencatat, ada tiga negara tujuan ekspor terbesar selama Mei 2020 yakni Tiongkok, Korea Selatan dan Jepang.

Maritje menjelaskan, nilai ekspor ke Tiongkok mencapai 131,48 juta dolar AS atau 77,56 persen dari total ekspor Papua Barat. Komoditas yang diekspor ke Tiongkok meliputi bahan bakar mineral, garam, belerang, kapur, ikan dan udang. Ekspor ke Tiongkok mengalami penurunan 18,03 persen (mtm) jika dibandingkan dengan periode April 2020 sebesar 160,39 juta dolar AS. Namun, secara tahunan (yoy) nilai ekspor ke Tiongkok mengalami peningkatan 1,17 persen jika dibandingkan dengan Mei 2019 yang tercatat hanya 129,96 juta dolar AS.

“Kemudian, Korea Selatan dengan nilai 21,83 juta dolar AS atau 12,88 persen dari total ekspor Papua Barat dan Jepang dengan nilai 7,69 juta dolar AS atau 4,53 persen dari total ekspor,” pungkas mantan Kepala BPS Provinsi NTT ini. (PB15)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.