Berita Utama

Pasca-serangan KKB, Pembangunan Jalan di Bintuni Dihentikan

MANOKWARI – Pemerintah Provinsi Papua Barat menghentikan sementara pembangunan ruas jalan Muskona-Maybrat di Distrik Muskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni. Keputusan ini diambil karena situasi keamanan belum kondusif setelah aksi kelompok kriminal bersenjata yang menyerang 14 pekerja di lokasi tersebut pada 29 September 2022.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Papua Barat Yohanis Momot, Senin (3/10/2022), membenarkan informasi tersebut. Yohanis mengungkapkan, 10 pekerja yang selamat dalam insiden tersebut dalam kondisi trauma berat.

Ia memaparkan, para pekerja yang membuka akses jalan di ruas Muskona-Maybrat berasal dari perusahaan CV Doreri Permai. Ruas jalan yang pembangunannya diprogramkan Dinas PUPR Papua Barat itu memiliki panjang 6 kilometer.

Sebelumnya diberitakan, pada Kamis (29/9/2022) sekitar pukul 15.00 WIT, kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Arnoldus Yancen Kocu menyerang 14 pekerja yang sedang dalam perjalanan menuju lokasi proyek pembangunan jalan ruas Moskona-Maybrat di Kampung Majnik, Distrik Muskona Barat, Teluk Bintuni. Sebanyak 10 pekerja berhasil melarikan diri ke Pos TNI terdekat dan sungai di sekitar Kampung Mayerga serta Kampung Inokra.

Namun, terdapat empat pekerja yang tewas dibunuh oleh anggota KKB dalam insiden tersebut. Identitas empat korban tewas itu adalah Abas, Yafet, Darmin dan Armin. Di sekujur tubuh empat korban itu, tampak penuh luka bacok.

Dua dari empat jenazah korban itu juga tampak dalam kondisi hangus terbakar. Para pelaku juga membakar dua alat berat dan tiga truk yang digunakan untuk pembangunan ruas jalan Moskona-Maybrat.

”Kami akan menanggung semua biaya pengobatan dan memberikan pendampingan bagi para korban yang selamat. Pemprov Papua Barat juga akan memberikan santunan bagi keluarga korban yang meninggal dunia,” kata Yohanis.

Yohanis menuturkan, Dinas PUPR Papua Barat akan menyiapkan dua strategi agar pembangunan jalan di daerah yang rawan gangguan keamanan bisa terlaksana. Dua strategi itu adalah pengawalan para pekerja oleh aparat keamanan serta pelibatan TNI Angkatan Darat melalui Detasemen Zeni Tempur yang berkompeten dalam pembangunan infrastruktur jalan.

”Kami telah memetakan sejumlah lokasi pembangunan jalan yang rawan gangguan keamanan di Papua Barat. Lokasi-lokasi ini antara lain perbatasan antara Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Maybrat dan perbatasan antara Kabupaten Maybrat dan Kabupaten Tambrauw,” ujar Yohanis.

Kapolda Papua Barat Inspektur Jenderal Daniel Silitonga mengatakan, tim gabungan TNI dan Polri telah memblokade sejumlah titik dekat lokasi aksi penyerangan untuk melakukan penegakan hukum terhadap anggota KKB. Tim juga menyiapkan tujuh pos untuk pengejaran dan penangkapan para pelaku.

Daniel menyatakan, pelaku yang terlibat dalam penyerangan itu adalah KKB pimpinan Arnoldus Yancen Kocu. Kelompok ini memang sering kali melakukan aksi kekerasan di sejumlah kabupaten di Papua Barat.

”Saya telah berkoordinasi dengan Panglima Kodam XVIII/Kasuari dalam menerjunkan tim gabungan untuk mengejar hingga menangkap para pelaku. Mereka harus bertanggung jawab atas perbuatannya secara hukum,” tegas Daniel.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Papua Barat Orgenes Wonggor meminta aparat TNI dan Polri sebagai representasi negara harus hadir untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat. Upaya penegakan hukum terhadap KKB harus dilaksanakan untuk mencegah peristiwa ini tidak terulang kembali.

”Kelompok ini telah melakukan tiga kali aksi kekerasan di Papua Barat dan menyebabkan pembangunan infrastruktur terhambat. Padahal, Papua Barat adalah tanah yang penuh kedamaian dan menjunjung tinggi toleransi,” tutur Orgenes. (PBN)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.