Pematangan Lahan RS Warmare Sudah 100 Persen
MANOKWARI, PB News – Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVIII/Kasuari Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Joppye Onesimus Wayangkau, mengungkapkan, proses pembangunan rumah sakit (RS) TNI di Warmare sudah sampai pada tahapan pematangan lahan.
“Sudah hampir 100 persen pematangan lahannya, kemudian dibangun pagar dan akes jalannya,” ujar dia, saat dikonfirmasi Papua Barat News, Jumat (29/6/2018).
Selanjutnya, dia menjelaskan, akan dilakukan pembangunan fasilitas berupa fisik gedung rumah sakit, kantor dan klinik.
“Kita (Kodam,red) sudah ajukan ke pusat untuk pembangunan sarana prasarana lainnya,” ucap Pangdam.
Secara keseluruhan, pembangunan rumah sakit TNI di Warmare dilakukan bertahap dengan estimasi pembangunan fisik dapat direaliasikan pada 2019, guna meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Provinsi Papua Barat.
“Saya rencana itu lengkap, dalam arti ada kantor kesehatan, klinik, rawat inap dan rencana dibangun sekolah perawat kesehatan khusus TNI AD di situ (Warmare,red),” tutur dia.
Luas lahan rumah sakit mencapai 10 hektare yang merupakan hibah dari pemerintah daerah dan sedang dilakukan penyelesaian administrasi serta pembayaran kompensasi kepada pemilik hak ulayat.
“Lahan dari rakyat hanya yang membebaskan itu pemerintah daerah. Pembebasan lahan itu sudah masuk dalam program pemerintah daerah sedangkan pembangunan fisik bangunan sudah masuk ke program TNI AD,” ucap Pangdam.
Selain itu, pematangan untuk pembangunan Batalyon sudah selesai dilakukan, sedangkan kantor Batalyon dan beberapa hunian untuk perwira dan barak prajurit diestimasikan tahun 2019 mencapai15 hingga 20 persen. Luas lokasi pembangunan Markas Komando Batalyon sekitar 60-an hektare, karena jumlah personil yang akan masuk bisa mencapai 1000 personil.
“Kalau sudah selesai, tahun depan Batalyon sudah bisa diresmikan,” terang dia.
Dia juga mengatakan, dalam waktu dekat Kodi Raja Ampat akan diresmikan, sementara Kodim Teluk Bintuni masih dalam tahap pembangunan. Dan akan diresmikan juga Rindam di Ransiki dan Batalyon 764 di Kaimana sekalipun pembangunan fisik belum dimulai, dengan estimasi waktu peresmian Juli-Agustus.
“Mudah-mudahan pertengan atau akhir Juli ini bisa diresmikan, surat sudah kita kirim. Harus diresmikan karena sudah ada kompi, surat keputusan untuk pendirian batalyon sudah keluar,” jelas dia.
Sebelumnya telah diberitakan oleh media ini, pada Juli dan Agustus 2018 akan dilaksanakan operasi teritorial TNI di wilayah Sorong Selatan (Sorsel), Provinsi Papua Barat.
“Rencananya selama 70 hari dan melibatkan semua unsur TNI baik AD, AU dan AL yang ada di wilayah Papua Barat,” ujar dia usai menerima kunjungan kerja dari Panglima Komando Armada III Laksda TNI I Nyoman Gede Ariawan di Makodam Kasuari.
Operasi teritorial, kata Pangdam, bertujuan untuk membantu pemerintah daerah dalam mendorong percepatan pembangunan wilayah dan membuka keterisolasian kawasan di Provinsi Papua Barat.
“Daerah sana (Distrik Kokoda) di Sorong Selatan ini, termasuk daerah yang tingkat kesulitannya cukup di tinggi di wilayah Papua Barat,” terang dia.
Dengan demikian, sangat diharapkan sinergitas antara pihak pemerintah daerah dan TNI dioptimalkan, sehingga ekspektasi percepatan pembangunan kawasan terpencil bisa direalisasikan dengan waktu yang efektif.
“Tadi beliau (Laksda TNI I Nyoman Gede Ariawan,red) datang itu kita sudah koordinasikan soal operasi teritorial itu,” papar Yopie.
Selain itu, dirinya menuturkan, kunjungan kerja dari Panglima Komando Armada III itu merupakan sinergitas antara pihak TNI AD dan TNI AL dalam mengembankan tugas di Provinsi Papua Barat.
“Koordinasi dengan beberapa kegiatan dan sekaligus sebagai patner kerja,” terang dia.(PB15)