Pembelajaran Daring Disebut Kurang Maksimal
RANSIKI, papuabaratnews.co – Polemik sistem belajar di tengah pandemi Covid-19 ini masih jadi pembahasan hangat. Berbagai pertimbangan jadi landasan para pemangku kepentingan menentukan sikap.
Kepala Dinas Pendidikan Manokwari Selatan (Mansel) Tera Auri berpandangan, pelaksanaan sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas harus dilaksanakan, mengingat kurang maksimalnya sistem belajar dalam jaringan (daring) ataupun sistem jemput modul belajar.
“Kita berharap PTM terbatas ini sudah harus terjadi. Karena daring itu menurut saya sangat tidak menolong. Karena banyak anak yang tidak memiliki android, serta jaringan kita yang tidak memadai. Kalau datang bawa modul dan pulang, durasinya singkat. Guru tidak bisa menjelaskan secara baik dan detail. Bayangkan saja di situasi normal, kalau diterangkan, karena tingkat penerimaan (siswa) berbeda membuat guru harus mengulang dua sampai tiga kali bahkan kalau perlu pakai contoh. Jadi memang beda sekali,” tuturnya, Senin (13/9/2021).
Ditekankan Auri, dalam pelaksanaan PTM, pihak sekolah diwajibkan mematuhi protokol kesehatan. Selain itu, persyaratan vaksinasi khususnya bagi tenaga pendidik menjadi kewajiban yang harus dipenuhi.
“Kalau daerah Oransbari, Ransiki dan Momiwaren, kita sudah pastikan pertama, PTM terbatas ini bisa berjalan kalau protokol kesehatan siap. Kalau sudah siap, kita izinkan untuk bisa berlangsung. Kita juga takut untuk mengambil resiko yang terlalu besar. Guru itu wajib divaksin. Karena dia berdiri depan kelas mengajar. Kalau soal durasi belajar, nanti kita ikut level yang ada. Sekarang ini PTM sudah terbuka untuk semua. Kita hanya pesan ke kepala sekolah untuk protokol ketat dilaksanakan,” terangnya.
“Terus soal data vaksinasi guru kita belum ada, tapi kita sudah minta di sekolah. Intinya PTM terbatas ini butuh kerjasama semua pihak untuk bersinergi,” tukasnya. (PB24)
**Berita ini Diterbitkan di Harian Papua Barat Edisi Selasa 14 September 2021