Berita Utama

Pendamping Prabowo tak Kunjung Mapan

JAKARTA – Ketika koalisi pengusung pasangan Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar semakin solid, dua poros politik lainnya belum juga menentukan calon pendamping Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Kendati begitu, kedua kubu telah mengantongi nama kandidat calon wakil presiden yang akan mereka usung.

Kamis malam pekan lalu, pemimpin partai anggota Koalisi Indonesia Maju—nama baru Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang akan mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden—kembali berembuk di markas Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat.

Prabowo, Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan, mengatakan bahwa pertemuan itu untuk membahas program prioritas pemerintahan ke depan yang akan dijadikan acuan dalam strategi pemenangan pemilihan presiden 2024. Namun dia mengakui rapat para ketua umum partai itu juga membicarakan soal bakal calon wakil presiden. “Kami akan terus menggodoknya,” kata Prabowo di kantor DPP Partai Golkar, Kamis lalu, 14 September 2023.

Koalisi Indonesia Maju (KIM) berisi Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, Partai Bulan Bintang, dan Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora). PBB, partai yang dipimpin Yusril Ihza Mahendra, tak mendapatkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat dalam Pemilihan Umum 2019. Sedangkan Partai Gelora merupakan partai baru besutan Muhammad Anis Matta, mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera.

Mulanya, Gerindra menggandeng Partai Kebangkitan Bangsa dalam koalisi pengusung Prabowo. Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, begitu nama poros politik ini sebelumnya, telah bersepakat bahwa penentuan cawapres akan diputuskan oleh ketua umum kedua partai. Sedangkan PKB sejak awal menginginkan ketua umum mereka, Muhaimin Iskandar, menjadi pendamping Prabowo.

Namun masuknya Golkar dan PAN di tubuh koalisi ini pada 13 Agustus lalu membuat KKIR retak. PKB berputar haluan ke koalisi pengusung Anies Baswedan. Koalisi Partai NasDem dan PKB, yang telah mendeklarasikan pasangan Anies-Muhaimin, dipastikan tetap mendapatkan dukungan PKS, kendati Partai Demokrat angkat kaki.

Menurut Prabowo, penentuan bakal cawapres yang akan mendampinginya dalam pilpres 2024 akan dilakukan lewat musyawarah di antara partai anggota KIM. Dengan begitu, kata dia, tujuan paling penting dari pembentukan koalisi ini tercapai. “Kepentingan nasional, kepentingan rakyat,” kata Prabowo.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman meminta publik bersabar. Dia memastikan Koalisi Indonesia Maju bakal segera mengumumkan nama cawapres pendamping Prabowo. “Nanti kurang dari sebulan lagi Pak Prabowo akan umumkan cawapresnya,” kata Habiburokhman, kemarin.

 

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi juga mengungkapkan bahwa KIM akan segera mengumumkan pendamping Prabowo sebelum pendaftaran pasangan capres-cawapres dibuka pada 10 Oktober 2023. PAN sejauh ini konsisten mengusung Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara. Selain Erick, bursa cawapres Prabowo diisi sejumlah kandidat, seperti Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto; Wali Kota Solo yang juga putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka; serta mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Peluang Gibran Rakabuming Raka akan terbuka jika Mahkamah Konstitusi mengabulkan permohonan uji materi Undang-Undang Pemilu ihwal batas minimum usia cawapres yang kini masih dalam proses persidangan. Perkara uji materi itu, di antaranya, meminta agar batas minimum usia cawapres diubah dari 40 tahun menjadi 35 tahun.

Adapun Ridwan Kamil kedapatan bertandang ke kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, pada Rabu, 13 September lalu. Pertemuan keduanya mencuat setelah Prabowo mengunggah foto kebersamaannya dengan Ridwan Kamil di media sosial. Meski pertemuan itu disebut hanya sebagai silaturahmi di antara kedua tokoh, baik Habiburokhman maupun Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono tak menampik bahwa Ridwan Kamil menjadi salah satu kandidat cawapres yang layak diperhitungkan.

Direktur Eksekutif Aksara Research and Consulting, Hendri Kurniawan, menilai peluang Ridwan Kamil dalam bursa cawapres Prabowo amat kecil. Pasalnya, dalam beberapa kali pemilihan umum, Gerindra menang telak di Jawa Barat, sehingga sosok Ridwan Kamil tak diperlukan untuk mengerek elektabilitas Prabowo di Bumi Pasundan. Dengan merujuk pada pemilu sebelumnya pula, Prabowo disinyalir mencari sosok pendamping yang bisa mengerek suara Gerindra di Jawa Timur. “Karena di sana mereka masih kalah jauh dari PDIP,” kata Hendri.

Hendri menduga bakal calon pendamping Prabowo sebetulnya telah mengerucut pada Erick Thohir. Hanya, KIM belum mengambil keputusan karena belum disepakati oleh Golkar. Sejak awal, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto memang mengemban amanat Musyawarah Nasional (Munas) 2019 untuk ikut maju dalam pilpres 2024. “Ada kemungkinan, jika ada perpecahan di Golkar, Partai Demokrat bisa saja bergabung ke koalisi ini,” ujar Hendri. (TEM)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.
%d blogger menyukai ini: