Pengangguran di Papua Barat Bertambah

MANOKWARI, papuabaratnews.co – Pandemi Covid-19  berdampak ke seluruh sektor kehidupan, termasuk perekonomian Provinsi Papua Barat triwulan III 2020 yang terkontraksi sebesar 3,35 persen (yoy) dan kondisi ketenagakerjaan.

Badan Pusat Statistik mencatat angka pengangguran periode Agustus 2020 bertambah sebanyak 3.510 orang menjadi 33.501 orang atau mengalami peningkatan 11,70 persen (yoy) jika dibandingkan dengan jumlah pengangguran periode yang sama tahun 2019 yakni 29.991 orang.

“Secara absolut pengangguran bertambah 3.510 orang,” ujar Kepala BPS Papua Barat Maritje Pattiwaellapia melalui konfrensi pers virtual, pekan lalu.

Dia menjelaskan peningkatan jumlah pengangguran lebih rendah dari jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 459.350 orang. Namun, tingkat pengangguran terbuka (TPT) mengalami kenaikan 0,37 persen poin menjadi 6,80 persen (33.501 orang) jika dibandingkan dengan Agustus 2019 yang tercatat 6,43 persen (29,991 orang). “TPT laki-laki 7,40 persen jauh lebih tinggi dari TPT perempuan yang hanya 5,83 persen,” terang Maritje.

Ia melanjutkan, TPT menurut kabupaten/kota tertinggi di Kabupaten Fakfak sebesar 11,45 persen, disusul Kota Sorong 9,93 persen, Teluk Bintuni 8,58 persen, Manokwari 7,47 persen, Kaimana 6,90 persen, Teluk Wondama 4,43 persen, Sorong Selatan 3,69 persen, Kabupaten Sorong 3,29 persen, Raja Ampat 2,73 persen, Tambrauw 2,46 persen, Manokwari Selatan 2,43 persen, kemudian Kabupaten Maybrat 2,06 persen. “Dan terendah adalah Kabupaten Pegunungan Arfak 1,62 persen,” ucap Maritje.

TPT menurut daerah tempat tinggal periode Agustus 2020 mengalami peningkatan di wilayah perkotaan sebesar 9,95 persen dibanding perdesaan 4,69 persen.  “TPT perkotaan mengalami peningkatan cukup tinggi dari perdesaan,” ucap dia.

Menurut pendidikan, kata dia, TPT periode Agustus 2020 juga mengalami peningkatan 9,83 persen dibanding Agustus 2019 yaitu 8,48 persen. TPT tertinggi dari jenjang pendidikan Diploma I, II dan III sebesar 9,83 persen dibanding jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, SMK, dan Strata Satu (S1).

“Ini sejalan ya. Ketika orang mempunyai pendidikan yang tinggi, dia akan lebih selektif dalam mencari pekerjaan,” kata mantan Kepala BPS Provinsi NTT ini.

“TPT jenjang pendidikan SD terendah sebesar 3,45 persen,” ujarnya menambahkan.

Dampak Covid-19

BPS merilis jumlah penduduk usia kerja di Papua Barat sebanyak 126.286 orang atau sekitar 17,82 persen terdampak pandemi Coronavirus Disease (Covid-19).

Terdiri dari 2.960 orang menganggur karena pandemi Covid-19, kemudian 1.549 orang bukan angkatan kerja karena Covid-19, ada 13.199 orang untuk sementara tidak bekerja karena Covid-19, dan sebanyak 108.578 orang bekerja dengan pengurangan jam kerja akibat pandemi Covid-19.

“Bukan angkatan kerja itu tadinya mereka adalah angkatan kerja, tetapi adanya Covid maka mereka masuk kategori bukan angkatan kerja,” pungkas Kepala BPS Papua Barat Maritje Pattiwaellapia. (PB15)

**Berita ini Telah Terbit di Harian Papua Barat News Edisi Jumat 20 November 2020

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.
%d blogger menyukai ini: