Berita Utama

Peta Calon Wakil Presiden

JAKARTA – Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, berpendapat bahwa Koalisi Indonesia Maju ataupun poros koalisi PDIP pasti akan mencari rival sepadan untuk menandingi pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

Ia menilai pasangan Anies-Muhaimin tersebut akan kuat di Jawa Timur, yang menjadi basis Nahdlatul Ulama. Faktor Muhaimin sebagai Ketua Umum PKB dan cucu pendiri Nahdlatul Ulama dianggap akan mampu mendongkrak elektabilitas pasangan Anies-Muhaimin di Jawa Timur.

Karena itu, kata Arifki, Koalisi Indonesia Maju ataupun poros koalisi PDIP akan memilih cawapres Prabowo maupun Ganjar tidak hanya berpijak pada popularitas figur, tapi juga menimbang faktor wilayah dan basis politik.

“Muhaimin ini NU dan orang Jawa Timur. Nama-nama bakal cawapres Prabowo dan Ganjar yang tidak memiliki basis politik di sini bakal tersingkir,” kata Arifki.

Arifki menyebutkan dua nama yang dapat menandingi Muhaimin di Jawa Timur, yaitu Zannuba Ariffah Chofsah alias Yenny Wahid dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Namun, kata Arifki, poros koalisi PDIP dapat juga melirik Ridwan Kamil—Gubernur Jawa Barat yang baru saja purnatugas pada Selasa kemarin. Emil sapaan Ridwan Kamil dianggap bisa menjadi pelengkap Ganjar. “Ridwan Kamil akan menjadi pelengkap Ganjar Pranowo jika ingin menguasai Jawa Barat,” ujar Arifki.

Adapun Direktur Eksekutif Aksara Research and Consulting, Hendri Kurniawan, berpendapat bahwa Koalisi Indonesia Maju ataupun poros koalisi PDIP akan mencari figur cawapres serupa Muhaimin, yaitu dari kalangan NU dan memilih basis kuat di Jawa Timur. Selain Yenny dan Khofifah, Hendri menyebutkan nama Erick Thohir. Meski Erick merupakan warga baru Nahdlatul Ulama, Hendri memprediksi Erick didukung Barisan Ansor Serbaguna (Banser)—organisasi otonom dari Nahdlatul Ulama.

“Erick Thohir berpeluang di-endorse oleh Banser meskipun dia bukan kader kultural,” kata Hendri.

Politikus senior PDIP, Hendrawan Supratikno, mengatakan partainya tidak terpaku pada figur dari Jawa Timur dalam memilih calon wakil presiden. Ia mengatakan PDIP justru membuka peluang untuk dapat memenangi suara di Jawa Barat.

Menurut Hendrawan, fokus utama PDIP saat ini adalah membangun struktur tim pemenangan nasional. Tim pemenangan ini akan dibentuk secara berjenjang, dari nasional hingga kabupaten/kota. Komposisi tim pemenangan akan terdiri atas partai politik pendukung Ganjar Pranowo.

Wakil Ketua Umum NasDem, Ahmad Ali, mengakui bahwa partainya memang mempertimbangkan faktor Jawa Timur dan NU ketika memilih Muhaimin. Meski begitu, dalam urusan meraih suara di Jawa Timur nantinya, PKB dan NasDem berbagi tugas. Ia mengklaim NasDem memiliki basis pemilih di wilayah Mataraman yang meliputi Madiun, Kediri, Pacitan, dan daerah di sisi barat Jawa Timur. Sedangkan PKB berkonsentrasi di wilayah Tapal Kuda, yaitu Madura, Probolinggo, Jember, Banyuwangi, dan daerah di sisi timur Jawa Timur.

“Ini pertandingan yang tidak mudah, tapi ini sangat menarik karena kita menang di Mataraman. Paling tidak bisa ambil ceruk suara di sana,” kata Ahmad Ali.

Koordinator Presidium DPP Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES)—tim pendukung Anies—La Ode Basir mengatakan tim pendukung Anies juga sudah bergerak di Jawa Timur. Mereka merangkul warga Nahdlatul Ulama di sana dengan cara mendatangi simpul-simpul NU kultural.

Basir optimistis Muhaimin akan mampu meraih simpati dan dukungan dari tokoh serta basis kultural Nahdlatul Ulama. Ia menganggap posisi Muhaimin akan melengkapi Anies Baswedan yang kuat di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. (TEM)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.
%d blogger menyukai ini: