Premium dan Pertalite Langka di SPBU Pertamina: Penyaluran di SPBU Tidak Tepat Sasaran
MANOKWARI, papuabaratnews.co – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Pertalite di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Manokwari akhir-akhir ini meresahkan masyarakat.
Situasi ini berbanding terbalik dengan penjualan Pertalite yang ada di pengecer yang sangat berlimpah.
Supervisor RSD PT Pertamina Manokwari, Afriandi Puluh mengatakan stok BBM di Teminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Manokwari aman. Karena itu pihaknya justru kaget dengan adanya informasi tentang kelangkaan Premium dan Pertalite di sejumlah SPBU di kota Manokwari.
“Setiap harinya Pertamina Manokwari mengeluarkan 15 kilo liter (15 ribu liter) untuk jenis Pertallite dan 10 kilo liter (10 ribu liter) untuk jenis Premium. Jadi harusnya penggunaan untuk mobil dan motor yang ada di Manokwari sangat mencukupi,” ujar Afriandi Puluh kepada papuabaratnews.co , Rabu (10/72019).
Dikatakan, TBBM Manokwari setiap 3 – 4 hari selalu ada kapal yang masuk, dengan pasokan BBM mencapai 800-1.000 ton BBM. Sehingga stok BBM untuk kota Manokwari selalu aman.
“Kalau kita 3-4 hari sekali ada kapal, itu pasokanya 800-1000 ton. Jadi tangki-tangki kita dari 1,2,3,4,6,7,8 itu full, tidak pernah kosong,” terangnya.
Atas dasar itu Afriandi membantah bahwa pihak Pertamina mengurangi pasokan Premium dan Pertalite di wilayah Manokwari.
Menurutnya, kalau di tingkat pengecer Premium dan Pertalite berlimpah, sementara di SPBU langka, maka dia menduga pihak SPBU tidak menyalurkannya dengan benar.
Afriandi menuding kebijakan SPBU untuk melayani pembelian dari masyarakat yang membawa jerigen, drum, atau tangki kendaraan yang sudah dimodifikasi, menjadi penyebab terjadinya kelangkaan Premium dan Pertalite di SPBU. Ini tidak bisa dibenarkan, karena menyalahi aturan.
“Kalau hanya disalurkan untuk mobil dan sepeda motor, stok yang ada sebenarnya sangat mencukupi. Namun SPBU juga melayani masyarakat yang datang dengan tap, jerigen, drum dan tangki yang sudah dimodifikasi, meskipun Pertamina setiap hari memasok 20 kilo liter (20 ribu liter) tidak akan cukup,” paparnya.
Dia menegaskan, Pertamina Manokwari sudah menyalurkan BBM ke SPBU sesuai dengan permintaan dan kebutuhan masyarakat.
“Kita tidak membatasi, justru kita salurkan BBM sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Misalkan premiun itu diperuntukan untuk masyarakat kalangan menengah ke bawah sebagaimana sudah diatur oleh pemerintah, sedangkan untuk Pertalite dan Pertamax untuk kalangan menegah ke atas. Itu aturanya sudah jelas,” lanjut Afriandi.
Lebih lanjut, kata Afriandi, pihaknya menyayangkan menjamurnya penjual BBM eceran di kota Manokwari. Bahkan di depan SPBU pun ada penjual BBM eceran.
“Kami tidak tahu apakah para penjual BBM eceran itu sudah memiliki izin atau tidak. Karena jika sudah mengantongi izin, tentu mereka akan datang membeli langsung ke Pertamina,” ujarnya.
Dia mengakui, Pertamina tidak bisa menindak mereka, karena itu adalah kewenangan Pemda dan kepolisian.
“Kita semua menginginkan semua berjalan sesuai dengan aturan dan prosedur. Tapi kalau tap-tap dan tangki modifikasi ini tidak dilayani dan bahkan dilarang, maka kami optimis stok BBM yang ada difungsikan sesuai dengan kegunaannya dan disalurkan kepada orang yang tepat. Dengan begitu kebutuhan masyarakat akan BBM bisa terpenuhi dan tidak sampai terjadi seperti yang ada di SPBU sekarang ini,” harapnya. (PB23)