Berita Utama

Puluhan Murid SMPN 6 Manokwari Belajar di Lantai

MANOKWARI, PB News – Puluhan murid Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 6 Manokwari  terpaksa belajar di lantai kelas, lantaran sekolah tidak memiliki meja dan kursi belajar. Situasi ini sudah berlangsung lebih dari tujuh bulan lalu.

Menanggapi kasus yang dialami 39 Siswa/siswi Kelas VIIG SMPN 6 Manokwari itu, Ketua Komisi A DPRD Manokwari, Ayu Humairah Batarai mengatakan, sungguh ironis bahwa sekolah yang merupakan salah satu sekolah unggulan di kota Manokwari, dimana setiap tahun siswa yang mendaftar sangatlah banyak, justru konsisinya jauh dari harapan.

“Sedih juga melihat kondisi sekolah seperti ini, apalagi sekolah ini ada di tengah kota, tapi kondisinya justru memprihatinkan,” ujar politisi dari Partai Geirndra itu kepada Papua Barat News dan sejumlah media lainnya disela-sela kunjungan kerjanya ke sekolah itu, Selasa (27/3).

Menurut Ayu Humairah, belajar diatas lantai tanpa alas bisa berdampak buruk bagi kesehatan para murid. Mereka kerap mengeluh demam panas dan sakit pinggang karena harus belajar berjam-jam setiap hari dalam kondisi yang tidak nyaman dan tidak sehat.

Dia mengaku, pihaknya akan menindak-lanjuti permasalahan tersebut dengan menemui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Manokwari untuk melakukan koordinasi dalam penanganannya.

“Kami segara berkoordinasi dengan dinas pendidikan, agar secepat mungkin segera disiapkan sarana meja dan kursi belajar di ruang kelas itu. Entah anggarannya dari mana, yang jelas kebutuhan di sekolah ini sudah sangat mendesak,” tandasnya.

Kondisi itu kian diperparah karena fasilitas MCK untuk siswa dan guru sudah tidak berfungsi dengan baik. Dari 8 unit MCK yang ada, hanya 3 unit yang masih bisa digunakan.

Kepala SMP Negeri 6 Manokwari, Misbah mengakui hingga kini pihak sekolah tak mampu menyedikan kursi dan meja untuk 80 siswanya. Alasannya, pihak sekolah belum memiliki dana cukup untuk membeli meubeler, dan pemerintah sendiri hingga kini belum mengucurkan dana bantuan untuk perlengkapan belajar tersebut.

“Saya baru sebulan menjabat kepala sekolah disini dan saya melihat sendiri kondisi itu. Bahkan saya hampir tidak betah, namun karena kepercayaan dan tugas, maka saya harus hadapi kondisi ini,” ungkap Misbah.

Misbah berharap dengan kehadiran DPRD Manokwari ke SMP Negeri 6 tentu diharapkan ada solusi atas permasalah yang sekolahnya hadapi.

“Kita hanya meminta para siswa bersabar karena sekolah belum bisa memberikan meubler, sambil berharap pemerintah bisa segera mengucurkan bantuan untuk membeli meja dan kursi belajar agar mereka bisa belajar dengan layak seperti teman mereka di kelas atau di sekolah lain,” harap Misbah.

Dijelaskan Misbah, permasalahn tersebut bermula sejak pendaftaran murid baru tahun 2017 lalu yang sudah melebihi daya tampung sekolah. Belum lagi peralatan belajar yang sangat terbatas. Padahal pihak dinas pendidikan mengeluarkan kebijakan untuk tetap menerima murid yang awalnhya sudah ditolak akibat daya tampung sekolah yang sangat minim.

“Pihak Komite sekolah dan kami dari sekolah sudah berusaha, tetapi beginilah kondisinya. Kami berharap dewan menjawab apa yang sudah lihat langsung,” kata mantan Kepala SMP 19 tersebut. (PB8)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.
%d blogger menyukai ini: