Segala Cara Menolak Timnas Israel
JAKARTA – Sejumlah kelompok Islam konservatif berkukuh menolak kehadiran tim nasional sepak bola Israel sebagai peserta Piala Dunia U-20 di Indonesia. Mereka mendesak pemerintah dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) agar segera menyatakan sikap serupa atas keikutsertaan timnas Israel sebagai peserta ajang sepak bola dua tahunan itu.
Sekretaris Jenderal Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Mahfuz Nur, mengatakan pemerintahan Presiden Joko Widodo seharusnya bersikap seperti Presiden Sukarno yang menolak kedatangan timnas Israel dalam Asian Games IV pada 1962. “Karena sampai sekarang Israel masih menjajah Palestina. Dan sejak awal, Indonesia adalah negara yang menentang penjajahan atas nama apa pun di muka bumi ini, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945. Hal itu yang juga menjadi salah satu alasan Indonesia sampai saat ini tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel,” kata Mahfuz, Minggu (26/3/2023), dilansir Tempo.
Setelah tertunda dua tahun akibat pandemi Covid-19, pergelaran Piala Dunia U-20 akan dilangsungkan di Indonesia pada Mei mendatang. Namun, belakangan, gelombang penolakan bermunculan terhadap keikutsertaan timnas sepak bola Israel, yang sedianya juga melakoni debutnya di Piala Dunia U-20.
Penolakan itu tak hanya datang dari kelompok masyarakat, tapi juga pemerintah daerah, seperti yang dimulai oleh Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar; dan Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, merupakan dua dari enam stadion di enam provinsi yang akan menjadi penyelenggara bersama turnamen internasional dua tahunan ini.
Menurut Mahfuz, penolakan dari beragam kalangan di banyak daerah menunjukkan bahwa sikap tersebut bukan dilatarbelakangi oleh sentimen keagamaan. Penolakan itu muncul karena Indonesia telah berkomitmen mendukung kemerdekaan Palestina dari penjajahan yang dilakukan Israel. Komitmen itu telah ditunjukkan sejak Indonesia dipimpin Presiden Sukarno.
Presiden pertama Indonesia itu, Mahfuz mengingatkan, bersikat tegas menolak timnas Indonesia bertanding melawan timnas Israel dalam kualifikasi Piala Dunia 1958 di Swedia. Pemerintahan Sukarno juga tidak memberikan visa untuk atlet kontingen Israel saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games IV pada 1962. “Penolakan terhadap Israel itu bukan karena alasan agama, melainkan menolak adanya penjajahan di muka bumi ini,” kata Mahfuz.
GNPF mengklaim telah mengirimkan surat pernyataan sikap penolakan terhadap kehadiran timnas Israel tersebut kepada pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan. Surat yang juga merupakan pernyataan sikap dari organisasi masyarakat Islam lainnya, seperti Front Persaudaraan Islam dan Persaudaraan Alumni 212, itu diklaim juga telah dilayangkan ke PSSI dan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA). “Kami akan terus menyerukan dan menyuarakan penolakan atas kedatangan timnas Israel sampai dipastikan tidak hadir atau tidak ikut Piala Dunia U-20,” kata Mahfuz.
Ancaman Demonstrasi hingga Mengepung Bandara
Ketua Dewan Pengurus Pusat Front Persaudaraan Islam, Aziz Yanuar, menyatakan hal senada. Mereka bakal terus menyuarakan penolakan melalui berbagai saluran, termasuk menggelar unjuk rasa. “Karena ini bukan bicara agama, melainkan konstitusi, historis, dan harga diri bangsa,” kata dia.
Menurut Aziz, pemerintah bisa mencari jalan tengah jika pada akhirnya tak bisa menolak Israel sebagai peserta Piala Dunia U-20. Pertandingan yang melibatkan Israel, misalnya, bisa digelar di Singapura. “Atau sekalian dibatalkan saja Piala Dunia di Indonesia kalau Israel bertanding di sini. Argentina saja yang juara dunia bisa menolak Israel, masak Indonesia yang peringkatnya di bawah banyak tingkah?” kata Aziz.
Adapun Argentina pernah menolak bertanding dengan Israel karena penyerangan terhadap warga Palestina. Pertandingan itu seharusnya digelar pada 9 Juni 2018 di Yerusalem. Tapi Federasi Sepak Bola Argentina (AFA) akhirnya memutuskan laga ini ditangguhkan. Penyerang Argentina kala itu, Gonzalo Higuain, mendukung keputusan pembatalan pertandingan tersebut.
Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni 212, Novel Bamukmin, mengatakan organisasi mereka dari awal menolak kehadiran timnas Israel di Indonesia. Menurut dia, penolakan terhadap kedatangan Israel yang menjajah Palestina telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. “Karena isi UUD adalah penjajahan di muka bumi ini harus dihapuskan sehingga kami menolak penjajahan ada di Indonesia.”
Novel mengancam ribuan anggota PA 212 bakal mengepung bandara di daerah-daerah yang akan menjadi lokasi kedatangan tim nasional Israel. Selama Israel masih menjajah Palestina, kata dia, penolakan ini pasti terus dilakukan. “Kecuali kalau Israel mau memerdekakan Palestina dan pemimpinnya harus ditangkap serta dihukum sebagai penjahat perang,” kata Novel. (TEM)