Sekolah Online di Mansel Tidak Maksimal
RANSIKI, papuabaratnews.co – Penerapan sekolah jarak jauh yang menggunakan teknologi internet atau online pada masa pandemi, tidak berjalan maksimal dan berdampak negatif terhadap kualitas murid.
Hal tersebut diketahui setelah Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel) melakukan evaluasi. Sehingga, kebijakan yang diambil adalah kembali membuka sekolah tatap muka dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Kepala Dinas Pendidikan Mansel Christofol Rehabeam Mandacan menuturkan, ada beberapa kendala dalam menerapkan sekolah jarak jauh. Mulai dari keterbatasan murid memiliki smartphone, kualitas jaringan internet yang belum memadai dan tidak berjalannya proses belajar mengajar saat murid berada di rumah.
“Hasil evaluasi itu sangat menurun dari sisi kualitas dan karakter murid sangat kelihatan,” kata Christofol saat dikonfirmasi di Ransiki, Selasa siang (2/3/2021).
Ia melanjutkan, atas pertimbangan dari hasil evaluasi dan berdasarkan kesepakatan antara komite sekolah dengan orang tua murid maka sekolah tatap muka aktif sejak Februari 2021.
“Mulai dari Paud, TK, SD dan SMP semua terapkan protokol kesehatan,” jelas dia.
Akan tetapi, sekolah tatap muka belum diterapkan secara penuh mengingat status pandemi belum berakhir. Untuk itu, sekolah tatap muka hanya diperbolehkan selama dua kali selama seminggu.
“Misalnya kelas satu SMP itu masuk Hari Senin selama dua jam tatap muka, kelas dua masuk Selasa dan kelas tiga masuk Rabu. Seterusnya, Kamis kelas satu, Jumat kelas dua dan Sabtu kelas tiga,” terang dia.
Ia melanjutkan, jumlah SD di Manokwari Selatan ada 23 sekolah dan SMP ada delapan sekolah. Dari jumlah sekolah tersebut, hanya beberapa sekolah yang menggunakan dana bantuan pulsa untuk murid selama proses belajar mengajar jarak jauh. “Ada sekolah yang tidak, karena jaringan internet,” jelas dia.
Menurut dia, Kementrian Pendidikan telah menyarankan agar Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dapat dipergunakan untuk menyediakan sarana prasarana protokol kesehatan. Sehingga, murid dapat terlindungi dari bahaya penyebaran virus korona. “Nanti tinggal dilaporkan,” ujar dia.
Dalam mengejar ketertinggalan, kata dia, Dinas Pendidikan telah memformulasikan agar tenaga pengajar menyiapkan modul-modul yang nantinya dibagikan ke siswa. “Tapi dijelaskan dulu, bukan langsung diberikan ke siswa,” tutur dia. “Teori singkat cara mengisi,” kata dia lagi.
Selain itu, Dinas Pendidikan Mansel pada tahun 2021 berencana meningkatkan kompetensi guru sebanyak 15 orang. Sebab, banyak tenaga guru belum tersertifikasi.
“Sudah ada kerjasama dengan Muhamdiyah. Anggaran sudah disiapkan pemda, tahun lalu sudah 10 orang dan tahun ini kita tambah,” pungkas dia. (PB15)
**Berita ini Telah Terbit di Harian Papua Barat News Edisi Kamis 4 Maret 2021