Siapa Bakal Berjaya di Debat Ketiga Pilpres
JAKARTA — Debat ketiga pemilihan presiden akan digelar pada Minggu nanti. Calon presiden Anies Baswedan telah mempersiapkan diri dengan berlatih memahami materi debat hingga menjalankan simulasi. “Ini selalu dilakukan 1-2 hari sebelum debat dilangsungkan,” kata juru bicara Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas Amin), Billy David Nerotumilena, Kamis (4/12/2024).
Dalam simulasi ini, kata Billy, Anies akan didampingi oleh sejumlah petinggi Tim Pemenangan, seperti Muhammad Syaugi Alaidrus dan Thomas Lembong. Dengan pendampingan itu, Anies diyakini bakal mampu menguasai dinamika forum debat untuk menghadapi dua calon presiden dari kubu lawan. “Jadi yang terlibat semua dari Timnas Amin. Tidak ada konsultan yang dilibatkan,” kata Billy.
Sebelumnya, Anies juga sudah menegaskan telah siap mengikuti debat ketiga. Ia mempersiapkan diri dengan membaca berbagai materi yang berkaitan dengan tema debat, termasuk mempelajari literatur-literatur untuk memperkaya literasi dalam adu gagasan nanti. Selain itu, dialog dengan Timnas dan sejumlah tokoh diintensifkan. “Semua untuk me-refresh memori tentang tema-tema yang akan diangkat nanti,” kata Anies.
Adapun dalam debat kali ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai lembaga penyelenggara pemilu akan mengangkat tema pertahanan, keamanan, geopolitik, dan hubungan internasional. Debat yang akan dihelat di Istora Senayan, Jakarta Pusat, ini menghadirkan 11 panelis yang berasal dari akademikus dan sejumlah ahli, dengan durasi debat selama 120 menit yang dibagi dalam enam segmen.
Menurut calon presiden nomor urut satu ini, dalam daftar visi-misi, pasangan Anies-Muhaimin bertekad menjadikan Indonesia sebagai negara yang dihormati dalam pergaulan global. Karena itu, keberadaan Indonesia di dunia internasional harus benar-benar memberikan manfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
Persiapan serupa diterapkan oleh Ganjar Pranowo, calon presiden nomor urut tiga. Ganjar juga menjalankan simulasi bersama petinggi Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, khususnya mereka yang memiliki latar belakang militer. Di antaranya Jenderal (Purnawirawan) Andika Perkasa; Komisaris Jenderal (Purn) Gatot Eddy Pramono; dan mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional, Andi Widjajanto. “Persiapan lain adalah memahami isu kebijakan luar negeri agar saling sinergi,” kata juru bicara TPN Ganjar-Mahfud, Thomas Noto Suoneto. “Karena itu yang dibutuhkan untuk debat nanti.”
Kebijakan luar negeri, kata Thomas, menjadi salah satu isu yang tidak bisa dilepaskan untuk memahami kondisi pertahanan dan keamanan negara. Dalam debat nanti, Ganjar akan memaparkan konsepsi kebijakan luar negeri yang jelas, realistis, dan terukur, termasuk untuk menjawab persoalan hubungan internasional dan geopolitik. “Konsep baru yang kreatif dan relevan sesuai dengan perkembangan geopolitik dan geoekonomi saat ini,” ucapnya.
Sementara itu, di kubu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Tim Kampanye Nasional (TKN) tidak memiliki persiapan khusus untuk menghadapi debat ketika pilpres. Wakil Ketua TKN Afriansyah Noor mengatakan Prabowo lebih banyak mendengarkan masukan dari para kolega di koalisi, seperti presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono dan para ketua umum partai. “Diberi masukan untuk selalu bersikap tenang saja. Tidak ada persiapan khusus,” kata Afriansyah.
Wakil Menteri Ketenagakerjaan itu optimistis Prabowo bakal mendominasi forum debat kali ini, mengingat jabatan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan dan mantan perwira tinggi TNI. “Debat kali ini adalah panggungnya Prabowo,” ujar Afriansyah.
Peneliti senior Populi Center, Usep Saepul Ahyar, sependapat dengan Afriansyah. Bahkan dia menilai debat ketiga ini akan menjadi panggung Prabowo. Selain akrab dengan isu pertahanan dan keamanan, Prabowo sudah berpengalaman mengikuti debat dalam Pemilu 2014 dan 2019. “Prabowo punya kapasitas lebih untuk menjawab persoalan ini,” katanya. “Sebab, bagaimanapun, isu ini adalah makanan sehari-hari Prabowo.”
Kubu lawan, kata Usep, ada kemungkinan akan mengkritik Prabowo melalui isu anggaran belanja alat utama sistem persenjataan (alutsista). Ganjar dan Anies diperkirakan menggunakan isu ini untuk menyerang Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.
Namun, Usep melanjutkan, dengan format dan waktu debat yang dibatasi oleh KPU, akan sulit bagi Ganjar dan Anies menggali lebih dalam celah kelemahan Prabowo tersebut. “Isu bengkaknya anggaran pertahanan ini juga tidak banyak diketahui publik,” katanya. “Sehingga ini tidak akan mengguncang elektabilitas Prabowo.”
Usep mencatat satu kelemahan Prabowo yang konsisten selalu muncul dalam setiap debat adalah kemampuannya beretorika. “Di sinilah celah kelemahan Prabowo terbuka lebar,” katanya. Sementara itu, Ganjar dan Anies, yang memiliki latar belakang akademikus, memiliki kemampuan retorika lebih baik. “Jika Anies atau Ganjar, misalnya, melemparkan pertanyaan menjebak atau tendensius, saya yakin Prabowo akan reaktif, dan ini tentunya akan berdampak negatif.”
Kesimpulannya, kata Usep, meski Prabowo diuntungkan dengan penguasaan isu, tidak menjadi jaminan dia bakal menguasai dinamika forum debat. Di sisi lain, Anies dan Ganjar memang tidak terlalu menguasai isu pertahanan dan keamanan, tapi mereka mampu mengemas pernyataannya sehingga rasional dengan isu tersebut.
Pendapat berbeda disampaikan oleh pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno. Menurut dia, Anies dan Ganjar memiliki peluang besar untuk menyerang Prabowo lewat isu belanja alutsista, penambahan anggaran Kementerian Pertahanan, dan polemik program food estate. “Pada debat kali ini, posisi Anies dan Ganjar cenderung diuntungkan,” kata Adi.
Sumber di barisan TPN Ganjar-Mahfud mengatakan persoalan bengkaknya anggaran belanja alutsista menjadi salah satu senjata yang akan digunakan Ganjar untuk mendebat Prabowo. Posisi Prabowo sebagai Menteri Pertahanan menjadi pertimbangan utama untuk membidiknya dengan isu-isu tersebut. “Persoalan Laut Cina Selatan dan keamanan di Papua juga akan dibahas untuk mengkritik Prabowo,” kata sumber tersebut.
Thomas membenarkan rencana kubu Ganjar-Mahfud menyerang Prabowo dengan persoalan belanja alutsista. Dia mengatakan persoalan bengkaknya belanja alutsista akan menjadi kunci pembahasan terkait dengan isu pertahanan dalam debat kali ini. Permasalahan anggaran dan efektivitas pertahanan keamanan negara akan dielaborasi kubu Ganjar-Mahfud menjadi suatu hal yang lebih relevan. “Nanti akan ditawarkan Ganjar berbagai opsi inovatif di sektor pertahanan ini,” ujarnya. “Jadi keywords-nya re-prioritas, efisiensi, transparansi, dan spend to invest yang semuanya hand in hand dan didorong oleh Ganjar-Mahfud.”
Akhir November 2023, pemerintah menyepakati kenaikan alokasi anggaran belanja alutsista pada 2024, dari angka semula yang disetujui Presiden Joko Widodo sebesar US$ 20,75 miliar menjadi US$ 25 miliar. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penambahan anggaran ini diperlukan guna mengantisipasi ancaman dan peningkatan dinamika geopolitik luar negeri. Sementara itu, Prabowo menilai terdapat banyak prioritas ihwal pengadaan alutsista yang diperlukan Indonesia, dari pesawat angkut dan alutsista pendukung lainnya. “Kita perlu refueling di udara. Negara tetangga sudah punya, kita belum,” katanya di Kabupaten Bogor, 1 Desember lalu.
Namun naiknya anggaran belanja alutsista ini dikritik sejumlah kalangan. Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan langkah Kementerian Pertahanan yang dipimpin Prabowo tidak berpihak pada kondisi masyarakat. Hasto menyebutkan kebijakan pembentukan perusahaan teknologi militer untuk pengadaan alutsista yang direncanakan Kementerian Pertahanan justru diisi oleh kolega Prabowo.
Kritik juga disampaikan calon wakil presiden Muhaimin Iskandar. Menurut dia, penambahan anggaran pertahanan untuk belanja alutsista tidak relevan dengan kondisi saat ini. Terlebih, penambahan anggaran tersebut berasal dari utang luar negeri. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa itu mengatakan lebih baik anggaran dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan alat pertanian. “Kita enggak perang, kenapa kebanyakan utang beli alat perang? Lebih baik utang untuk beli alat pertanian,” kata Muhaimin di Bandung, 3 Januari lalu.
Afriansyah Noor mengatakan pihaknya tidak khawatir jika kubu lawan mempersoalkan belanja alutsista dalam debat nanti. Menurut Sekretaris Jenderal Partai Bulan Bintang ini, Prabowo memiliki data akurat untuk menjawab segala kritik. “Dan kalaupun ada penyelewengan, pasti ada tindakan dari lembaga penegak hukum,” kata Afriansyah. “Tapi silakan membuat framing negatif. Itu tidak menurunkan elektabilitas Prabowo juga.” (tem/sem)