Berita Utama

Mawar ‘Pasang Badan’ Pemekaran 255 Kampung

MANSEL, papuabaratnews.co — Pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Mansel, Markus Waran dan Wempi Rengkung (Mawar) menegaskan, pihaknya siap untuk mempertanggungjawabkan wacana pemekaran 255 kampung di kabupaten berpenghuni 48 ribu jiwa tersebut.

Waran menjelaskan, pada pemerintahan periode pertama, dirinya sudah membuat Surat Keputusan (SK) Bupati terkait pemekaran kampung tersebut.

“Sudah kami buatkan SK Bupati untuk pemekaran kampung sebanyak 255 kampung. Ini masih menunggu realisasi nomor registrasi dari Kementerian Dalam Negeri. Itu kami siap pertanggungjawabkan,” ungkap Waran pada pelaksanaan Debat Publik Tahap II Pilkada Mansel di Gedung KNPI, Ransiki, Kamis (3/12/2020).

Waran menyebutkan, pemekaran kampung tersebut akan ditopang dengan pembentukan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

“Kami akan berkoordinasi dengan OPD terkait untuk membentuk Bumdes. Sehingga di sana ada program yang bersinergi dengan kementerian terkait. Kami akan berdayakan dusun jadi kampung, dan dari kampung ke distrik,” ujarnya.

Lanjut dia, guna memaksimalkan peran Bumdes, pihaknya akan menggerakan produk lokal, serta menyediakan pasar bagi hasil bumi Mansel. Menurut dia, letak geografis Mansel sangat diuntungkan dalam ketersediaan pasar bagi produk lokal.

“Posisi kita sangat baik karena ada di tengah. Ada Bintuni dan Manokwari. Jadi penyediaan pasar bagi produk lokal bisa sangat terbantu,” ungkapnya.

Selain ketersediaan pasar lokal, dia mengaku, pihaknya juga akan memaksimalkan Pelabuhan Oransbari dan Momiwaren, untuk menopang tol laut.

“Untuk pelabuhan yang ada di Oransbari, memang saat ini fungsional. Ada tol laut dari Surabaya ke Mansel, kemudian lanjut ke kabupaten lain sebelum balik lagi ke Mansel. Itu mengangkut sembako, dan beberapa komoditi lain. Ini sangat bermanfaat, untuk mengurangi cost. Baik dari bahan bangunan, dan sembako di Mansel. Untuk Pelabuhan Momiwaren, kita fungsikan sebagai tol laut lokal. Jadi dari Wondama, kemudian mengitari beberapa objek wisata yang ada di taman laut nasional. Nanti balik ke Momiwaren, kemudian ke dusun-dusun yang ada. Tapi sekarang hampir semua punya motor tempel, untuk itu, kita perlu evaluasi lagi,” paparnya. (PB24)

**Berita ini Telah Terbit di Harian Papua Barat News edisi Jumat 4 Desember 2020

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.