BI Optimistis Ekonomi Papua Barat Capai 5 – 5,8 Persen di 2024
MANOKWARI — Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Papua Barat, Rommy S. Tamawiwy optimistis dengan pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada 2024-2025, meski ekonomi global masih redup akibat ketidakpastian situasi geopolitik dunia, nasional, dan regional.
“Pada 2024, BI Papua Barat memprediksi perekonomian Papua Barat tumbuh di kisaran 5,0 persen hingga 5,8 persen (yoy),” kata Rommy pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Provinsi Papua Barat tahun 2023 bertajuk “Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional” di grand hall Aston Niu Hotel Manokwari, Papua Barat, Senin (4/12/2024).
Rommy optimistis bahwa konsumsi rumah tangga dan investasi akan meningkat. Ini didukung kenaikan gaji aparatur sipil negara (ASN), perputaran uang selama Pemilu dan Pilkada serentak, proyek infrastruktur strategis, dan ekspor yang bertumpu pada sektor migas.
Optimisme itu juga didukung oleh tren positif pertumbuhan ekonomi dan perkembangan inflasi Papua Barat pada 2023 ini. Pada 2023 ekonomi Papua Barat tumbuh 3,5-4,3 persen secara tahun ke tahun (yoy). Sementara tingkat inflasi Papua Barat pada 2023 juga terjaga di sasaran BI yakni 3±1 persen (yoy) dan diproyeksikan menurun pada 2024, yaitu berkisar 2,5±1 persen (yoy).
“Indikator-indikator ini menunjukkan sinyal positif untuk pertumbuhan ekonomi Papua Barat,” sebut Rommy.
Adapun sistem keuangan di Papua Barat pada 2023 tetap stabil. Hal itu bisa dilihat dari sejumlah parameter yang menunjukkan hasil baik. Salah satunya penyaluran kredit di Papua Barat pada triwulan III (Juli-September) 2023, tumbuh lebih baik dibandingkan periode sebelumnya, yakni sebesar 7,66 persen.
Di Papua Barat, pertumbuhan jenis kredit dari seluruh aspek mengalami pertumbuhan. Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit konsumsi juga tumbuh (58,75 persen), diikuti kredit modal kerja (30,23 persen), dan kredit investasi (11,01 persen).
Pangsa kredit berdasarkan lokasi didominasi di Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat dan di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya.
“Kita rindu juga pertumbuhan ekonomi juga akan terus meluas ke daerah-daerah yang lainnya. Jadi tidak hanya didominasi Manokwari dan Kota Sorong,” ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, pada triwulan ketiga 2023 Papua Barat juga mengalami pertumbuhan ekonomi secara positif yaitu sebesar 3,73 (yoy).
Menurut dia, terbuka potensi-potensi yang mendorong pertumbuhan perekonomian Papua Barat di tahun mendatang. Potensi terbesar dari sektor migas (minyak dan gas bumi) dari proyek kilang gas alam/liquid natural gas (LNG) Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Terutama, setelah Presiden RI Joko Widodo meresmikan proyek Tangguh Train 3, pada Jumat (24/11/2023).
Kendati begitu, kata Rommy, pekerjaan rumah Pemerintah Provinsi Papua Barat adalah mendongkrak kemajuan dari sektor non-migas, seperti sektor pariwisata, pertanian dan lainnya.
Pembangunan infrastruktur strategis di Papua Barat, ucap Rommy Sariu Tamawiwy, juga menjadi potensi yang mengerek pertumbuhan ekonomi.
“Juga membutuhkan percepatan karena pada akhirnya pembangunan infrastruktur strategis ini akan berdampak, misalnya dalam pengendalian inflasi,” tuturnya.
Di sisi lain, tambahnya, Papua Barat dari sisi konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah menguat didukung oleh peningkatan pendapatan masyarakat, tingkat inflasi yang terjaga dan stimulus fiskal pada tahun politik.
“Ekspor juga tumbuh didukung oleh membaiknya kinerja sektor primer dan sektor industry.” Kata dia.
Ia menegaskan, Bank Indonesia bekomitmen untuk terus mengembangkan UMKM di Papua Barat melalui pendekatan local economic development (LED) sebagai upaya pengembangan potensi ekonomi lokal.
Akhirnya Rommy mengajak seluruh pihak bahu membahu untuk membangun perekonomian di Papua Barat agar mencapai titik terbaiknya.
“Pertumbuhan ekonomi Papua Barat membutuhkan sinergi kolaborasi dari seluruh pihak,” kata Rommy. (fan/sem)