EKONOMI

BPS: Ekonomi Papua Barat Triwulan I Tumbuh 3,13 Persen

MANOKWARI – Badan Pusat Statistik mencatat perekonomian Provinsi Papua Barat mengalami pertumbuhan 3,13 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada triwulan I-2023.

Pelaksana Tugas Kepala BPS Papua Barat Johannis Lekatompessy di Manokwari, Jumat, mengatakan capaian tersebut mengindikasikan adanya penguatan atau perbaikan kinerja perekonomian dibanding triwulan I-2022 yang terkontraksi 1,01 persen (yoy).

Dengan demikian, produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku sebesar Rp23,92 triliun dan PDRB atas dasar harga konstan Rp16,028 triliun.

“Secara kuartal, ekonomi Papua Barat tumbuh 1,48 persen (q-to-q) dibanding triwulan IV-2022 yaitu 1,04 persen (q-to-q),” ujar Johannis.

Ia menjelaskan PDRB menurut lapangan usaha ditopang oleh pertumbuhan industri pengolahan 8,90 persen (yoy), akomodasi dan makan minum 8,89 persen (yoy), jasa lainnya 8,62 persen (yoy), pertambangan dan penggalian 6,73 persen (yoy), serta perdagangan 6,01 persen (yoy).

Kemudian pengadaan air 5,68 persen (yoy), informasi dan komunikasi 5,41 persen (yoy), pengadaan listrik dan gas 5,16 (yoy), jasa perusahaan 5,15 persen (yoy), administrasi pemerintahan 4,54 persen (yoy), dan lapangan usaha lainnya.

“Hanya ada dua lapangan usaha yang terkontraksi yaitu kontruksi 11,43 persen (yoy) dan pertanian 7,34 persen,” jelas dia.

Ia melanjutkan ada tiga lapangan usaha yang memiliki kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Papua Barat yaitu industri pengolahan 29,56 persen, pertambangan dan penggalian 18,98 persen, dan konstruksi 11,71 persen.

Namun, selama triwulan I-2023 kinerja lapangan usaha konstruksi mengalami kontraksi seiring proyek pembangunan train 3 LNG Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni telah rampung.

Sementara industri pengolahan tumbuh positif yang ditopang oleh peningkatan produksi LNG Tangguh, dan berdampak terhadap kinerja pertambangan penggalian yang tumbuh karena produksi minyak gas (migas) meningkat.

“Selama triwulan I-2023 industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,79 persen (yoy),” tutur dia.

Ia melanjutkan PDRB menurut komponen pengeluaran ditopang oleh pertumbuhan ekspor barang jasa 90,65 persen (yoy) karena permintaan luar negeri atas komoditas migas produksi meningkat signifikan.

Ekspor barang jasa merupakan sumber pertumbuhan tertinggi menurut komponen pengeluaran yang memengaruhi total ekspor Papua Barat pada triwulan I-2023.

Selanjutnya konsumsi pemerintah baik bersumber dari APBN maupun APBD tumbuh 3,67 persen (yoy) dan menjadi salah satu penopang menggeliatkan perekonomian pascapandemi COVID-19.

“Sama halnya konsumsi rumah tangga yang juga tumbuh 2,69 persen (yoy),” ucap Johannis.

Ia melanjutkan PDRB Maluku dan Papua didominasi Provinsi Papua dengan kontribusi 53,17 persen, Papua Barat 19,48 persen, Maluku Utara 16,20 persen dan Maluku 11,15 persen.

Meski demikian, pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi di Maluku Utara sebesar 16,50 persen (yoy), Maluku 5,12 persen (yoy), Papua Barat 3,13 persen (yoy), Papua -2,39 persen (yoy). (SWF)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.
%d blogger menyukai ini: