Desember 2022, Nilai Tukar Petani Papua Barat Turun 0,48 Persen
MANOKWARI – Nilai tukar pertani di Papua Barat pada Desember 2022 sebesar 99,89, mengalami penurunan 0,48 persen dibandingkan November 2022.
Menurut Badan Pusat Statistik Papua Barat penurunan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) megalami penurunan sebesar 0,35 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,13 persen.
Adapun komoditas penyumbang penurunan nilai tukar petani adalah pala biji (2,12%), sawi hijau (0,27%), cabai rawit (0,26%) dan cabai merah (0,08%). Sementara komoditas penyumbang indeks harga yang dibayar petani adalah bensin (0,08%), ikan kembung dan bawang merah (0,05%), dan Urea (0,02%).
“Indeks harga yang dibayar oleh petani ini mengalami peningkatan. Namun peningkatan tidak sebesar penurunan harga yang diterima petani. Sehingga secara keseluruhan nilai tukar petani turun,” jelas Statistisi Ahli Madya BPS Papua Barat Lasmini, Senin (2/1/2023).
Lasmini menjelaskan, jika dilihat dari sub sektor nilai tukar petani yang mengalami peningkatan hanya peternakan. Dimana pada bulan November 2022 sebesar 105,92 persen menjadi 106,09 persen pada Desember 2022 atau mengalami peningkatan sebesar 0,16 persen. Sementara penurunan terbesar terjadi pada tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,69 persen.
Lasmini melanjutkan, untuk Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) pada Desembar 2022, mengalami penurunan sebesar 0,52 persen dibandingkan November 2022 sebesar 102,35 persen.
Penurunan tersebut disebabkan indeks harga petani yang mengalami penurunan sebesar 0,35 persen mejadi 111,22.
Sementara indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) yang dibayar oleh petani mengalami peningkatan.
“Namun peningkatan hanya 50% dibandingkan indeks yang diterima. Sehingga NTUP juga turun,” jelas dia.
Adapun komoditas penyumbangnya persentasenya sama dengan nilai tukar petani. Sedangkan indeks biaya produksi komoditas penyumbang adalah bensin (0,08%), upah mencangkul dan herbisida (0,01%), dan urea (0,02%).
Sektor yang mengalami peningkatan pada NTUP adalah sektor peternakan. Dimana pada November 2022 sebesar 108,25 mejadi 108,48 atau naik 0,21 persen.
Dia menelaskan penurunan terbesar di NTUP adalah tanaman perkebunan rakyat dari 108,77 pada bulan November menjadi 106,95 (-1,68%) pada Desember 2022.
Selain itu Lasmini menjelaskan, inflasi pedesaan atau indeks konsumsi rumah tangga di Papua Barat pada Desember 2022 112,06 atau mengalami inflasi sebesar 0,11 persen dibandingkan November 2022.
Hal tersebut disebabkan sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami peningkatan. Sementara empat kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yang stabil yakni, informasi komunikasi dan jasa keungan, rekreasi dan budaya, Pendidikan, penyedia makanan dan minuman.
Sementara inflasi tertinggi terjadi pada kelompok makanan minuman dan tembakau sebesar 113,36 persen atau 0,14 persen.
Adapun inflasi terendahnya terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi sebesar 0,02 persen. (SEL)