EKONOMI

Dukung GNPIP 2023, Bank Indonesia Gelar PETATAS di Manokwari

MANOKWARI – Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua Barat menggelar pelatihan usaha tani berkualitas (PETATAS) guna mendukung program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) tahun 2023.

“Sebuah langkah penting dalam memastikan ketersediaan pasokan pangan yang stabil dan terjangkau bagi seluruh lapisan Masyarakat,” kata Deputi Kepala Perwakilan BI Papua Barat Roni Cahyadi di Manokwari, Jumat (6/10/2023)

Roni menerangkan pelatihan usaha tani berkualitas merupakan langkah awal yang kuat untuk menghadapi permasalahan inflasi melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan akses terhadap teknologi modern.

Pelatihan ini juga mendorong petani dan pelaku usaha tani memaksimalkan produksi dengan cara yang lebih efisien dan berkelanjutan sehingga produktivitas pertanian lebih meningkat.

“Agar bisa mengurangi ketergantungan pasokan pangan dari daerah lain,” ujarnya.

Dalam pelatihan, kata dia, kelompok tani diedukasi terkait penggunaan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah dan dapat memicu peningkatan produktivitas pertanian.

Selanjutnya akan dilaksanakan proyek percontohan pemanfaatan pupuk organik dalam rangka menciptakan petani berkualitas, yang kemudian dapat direplikasi atau ditiru oleh kelompok tani lainnya.

“Pilot project ini akan dilaksanakan di Kelompok Tani Setia Bersama dan diikuti kelompok lainnya sehingga dampak dari pemanfaatan pengetahuan ini lebih terasa,” ujar Roni Cahyadi.

Selain itu, kata dia, kolaborasi pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat menjadi kunci untuk menjawab tantangan ketersediaan pasokan pangan dengan peningkatan investasi sektor pertanian, pengembangan infrastruktur pertanian, serta dukungan penyediaan modal dan akses pasar.

Ada sejumlah kendala dalam pengembangan sektor pertanian yaitu keterbatasan lahan dan teknologi pertanian yang digunakan masih tradisional.

“Meski demikian, tantangan itu menjadi peluang bagi kita untuk mencari solusi inovatif dan berkelanjutan. BI akan memberikan dukungan nyata bagi petani dan pelaku usaha tani,” kata Roni.

Ia menuturkan salah satu pilar utama menghadapi tantangan inflasi pangan adalah ketahanan pangan. Ketahanan pangan tidak hanya berkaitan dengan ketersediaan pangan semata, tetapi aspek aksesibilitas, kualitas gizi, dan keberlanjutan produksi pangan.

Oleh sebab itu diperlukan sinergi kolaborasi di tengah-tengah tantangan perubahan iklim, fluktuasi harga bahan baku, serta permasalahan rantai pasokan pangan.

“Kerja sama dan sinergi yang baik, maka bisa diwujudkan Manokwari sebagai lumbung padi Papua Barat,” ucap Roni Cahyadi. (SEM)

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.
%d blogger menyukai ini: