Ekonomi Papua Barat Tumbuh 3,91 Persen di 2023, Lebih Tinggi dari 2022
MANOKWARI — Sepanjang tahun 2023, perekonomian Papua Barat (termasuk Papua Barat Daya) tumbuh 3,91 persen, lebih tinggi dari tahun 2022 yang tumbuh 2,01 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat mencatat, sepanjang tahun 2023, nilai produk domestik regional bruto (PDRB) Papua Barat atas dasar harga berlaku adalah Rp 97.675.84 miliar, sementara PDRB atas dasar harga konstan sebesar Rp 64.964,02 miliar.
Dengan capaian itu, ekonomi Papua Barat pada triwulan IV tahun 2023 tercatat tumbuh 5,89 persen secara tahunan dan 3,19 persen secara triwulanan. Kondisi ini membaik jika dibandingkan dengan triwulan II tahun 2023, ketika pertumbuhan ekonomi sempat anjlok ke bawah 3 persen atau hanya mencapai 2,91 persen secara tahunan.
”Di tengah perlambatan ekonomi global dan nasional, ekonomi Papua Barat tetap bisa tumbuh 3,91 persen. Ini menggambarkan adanya perbaikan kinerja perekonomian Papua Barat dibandingkan tahun 2022,” kata Kepala BPS Papua Barat Merry dalam konferensi pers di Manokwari, Senin (5/2/2024).
Merry menjelaskan, ekonomi Papua Barat pada 2023 didorong oleh kinerja lapangan usaha industri pengolahan yang memberikan andil pertumbuhan tertinggi sebesar 28,89 persen. Diikuti oleh pertambangan dan pengalian sebesar 18,56 persen.
Ia berujar, sebagian besar lapangan usaha tumbuh, kecuali sektor konstruksi dan pertanian yang mengalami kontraksi.
“Sektor konstruksi mengalami kontraksi 11,07 persen, ini disebabkan berakhirnya proyek pembangunan train 3 Tangguh LNG, dan sektor pertanian yang terkontraksi 0,96 persen,” jelasnya.
Secara lebih rinci, dilihat dari sisi komponen pengeluaran, ekspor barang dan jasa menjadi sumber pertumbuhan tertinggi pada 2023, yakni sebesar 28,13 persen. Disusul konsumsi pemerintah sebesar 12,87 persen.
“Penyumbang utama dari membaiknya kinerja PDRB menurut komponen pengeluaran adalah komponen ekspor barang dan jasa serta konsumsi pemerintah,” ujarnya.
Di tengah dinamika pemilu yang terjadi sejak paruh kedua 2023, konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) juga tumbuh tinggi 9,38 persen. Ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas persiapan pemilu, baik yang dilakukan oleh peserta pemilu maupun penyelenggara pemilu.
“Singkatnya, hampir semua komponen pengeluaran tumbuh, kecuali pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang mengalami kontraksi hingga 10,28 persen,” kata Merry. (sem)