Harga Bapok di Manokwari masih Stabil
MANOKWARI – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Manokwari menyebutkan harga barang kebutuhan pokok di daerah itu masih stabil dan belum mengalami kenaikan signifikan pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) waktu lalu.
Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Kabupaten Manokwari Yan Ayomi mengatakan pihaknya secara rutin turun melakukan pengecekan ke dua pasar sentral yakni Pasar Sanggeng dan Pasar Wosi untuk memantau harga bahan pokok.
Dari hasil evaluasi yang dilakukan tim Disperindagkop UKM Manokwari disimpulkan bahwa belum ada kenaikan signifikan harga bahan pokok yang dijual para pedagang di kedua pasar sentral itu.
“Harga tomat bisa sampai Rp5.000 per kilo. Kalau barang banyak pasti akan menekan harga itu sendiri,” kata Ayomi di Manokwari, Rabu (5/10/2022).
Ia mengatakan, hal yang perlu diantisipasi dari lonjakan harga bahan pokok adalah ketika menjelang hari besar keagamaan. Guna mengantisipasi hal tersebut, kata dia, pihaknya akan melakukan rapat dengan para distributor.
“Untuk menekan harga bahan pokok memang dibutuhkan kerja kolaborasi dengan yang lain sehingga bisa memastikan ketika ada kenaikan harga untuk segera disampaikan,” ujarnya. .
Diakui Ayomi, Manokwari merupakan daerah konsumtif, bukan produsen sehingga masih banyak barang yang didatangkan dari luar.
Ia menyebutkan saat ini tim pengendali inflasi daerah (TPID) Kabupaten Manokwari tengah melakukan koordinasi dana akan melakukan monitoring di lapangan (pasar, red) bersama dengan lembaga negara terkait dalam hal ini kepolisian dalam pengendalian inflasi daerah.
“TPID Manokwari sudah lakukan koordinasi setelah ada penyesuaian harga bahan bakar minyak,” sebutnya.
Ia juga menjelaskan, untuk menekan agar harga barang tidak melambung tinggi, pemerintah pusat telah mengarahkan penggunaan dua persen anggaran dari alokasi umum APBD untuk operasi pasar dan juga monitoring harga barang.
“Anggaran dua persen tersebut terdistribusi ke beberapa OPD Manokwari termasuk juga Disperindagkop dan UKM,” jelasnya.
Dalam pengendalian harga-harga bahan pokok, ada dua kegiatan yang akan dilakukan yakni melakukan monitoring rutin dan juga operasi pasar. Untuk monitoring rutin sudah berjalan mulai minggu ke dua bulan September 2022.
“Setiap pukul 15.00 wit kita akan laporkan harga bahan pokok ke provinsi dan diteruskan ke pusat. Pemerintah ingin tahu fluktuasi harga yang terjadi di pasar,” terang Ayomi.
“Ada petugas di lapangan untuk melakukan monitoring harga bahan pokok,” lanjutnya.
Sedangkan untuk operasi pasar, kata Ayomi, pihaknya akan melakukan dalam bentuk pasar murah yang mana ketika ada komoditas pangan mengalami kelangkaan sehingga memicu kenaikan harga.
“Di situlah kami akan lakukan intervensi dengan pasar murah, baik untuk komoditas yang harganya sedang naik maupun komoditas lain,” pungkasnya. (PB19)