Harga Tomat di Manokwari Stabil
MANOKWARI, papuabaratnews.co – Harga sejumlah bahan pokok (Bapok) pada awal masa puasa di beberapa pasar tradisional di Kabupaten Manokwari, terpantau relatif stabil.
Amarudin, salah seorang pedagang mengatakan, rata-rata harga barang belum mengalami kenaikan yang signifikan. Misalnya, harga tomat berkisar antara Rp7 ribu sampai Rp8 ribu satu kilogram.
“Tomat itu dari petani di Susweni per kilo Rp6 ribu. Dua hari lalu tomat Rp5 ribu harganya,” ujar dia saat dikonfirmasi di Pasar Wosi, Kamis 15 April 2021.
Ia melanjutkan, bawang merah dipatok harga per kilogram Rp45 ribu dan bawang putih Rp35 ribu. Stok bawang yang dijual di pasaran merupakan pasokan dari Surabaya dan Makassar. Sehingga, lonjakan harga sangat bergantung pada ketersediaan pasokan di pasaran. “Saya jual di kisaran itu,” ujar Amarudin.
Namun, sambung dia, harga cabai keriting mengalami sedikit kenaikan karena keterbatasan pasokan. Cabai keriting yang mengalami kenaikan harga merupakan komoditas pangan lokal dari Manokwari Selatan dan Manokwari sendiri. Harga cabai keriting naik pada kisaran Rp60 ribu sampai Rp70 ribu per kilogram. Normalnya harga cabai keriting dijual per kilogram Rp25 ribu sampai Rp30 ribu.
Sementara cabai rawit per kilogram berkisar Rp35 ribu sampai Rp40 ribu. “Pasokan dari petani kurang, tidak ada yang menanam,” tutur Amarudin.
Selain itu, pasokan buncis mengalami keterbatasan sehingga harganya mengalami peningkatan hingga Rp40 ribu dari harga normal Rp10 ribu. “Buncis kosong,” jelas dia.
Jahe putih Rp40 ribu per kilo, jahe merah Rp50 ribu per kilo, kunyit Rp15 ribu per kilo, jeruk nipis Rp10 ribu per kilo, telur ayam Rp60 ribu per rak, harga ayam pedaging segar terpantau per ekor Rp65 ribu sedangkan ayam beku dibandrol Rp35 ribu.
Terpisah, Dinda seorang pembeli berharap pemerintah daerah melalui instansi terkait dapat mengontrol pasokan bahan pokok yang harus didatangkan dari luar daerah. Sehingga, mampu menjawab permintaan khususnya menjelang hari raya keagamaan.
“Kan ada yang didatangkan dari luar misalnya telur itu ada lokal dan dari luar,” ucap Dinda.
Menurut dia, apabila pasokan mulai berkurang maka pemerintah daerah harus mengantisipasi sedini mungkin dengan melakukan pendistribusian dari daerah luar seperti Makassar dan Surabaya.
“Supaya lonjakan itu tidak terlalu tinggi di pasar-pasar yang ada di Manokwari ini,” pungkas dia. (PB15)
**Artikel ini Telah Diterbikan di Harian Papua Barat News Edisi Jumat 16 April 2021