Cabai, Beras, Ikan, Rokok dan Sirih Sumbang Inflasi Maret 2023
MANOKWARI – Sejumlah komoditas pangan, seperti cabai rawit, beras, ikan, rokok, kangkung serta sirih telah menyumbang inflasi di Papua Barat pada Maret 2023. Andil inflasi dari kenaikan barang-barang tersebut diperkirakan akan berlanjut pada April 2023 atau hingga Lebaran tahun ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat merilis, Senin (3/4/2023), laju inflasi pada Maret 2023 sebesar 0,58 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan Maret 2022, inflasinya sebesar 5,00 persen. Sepanjang Januari-Maret 2023, laju inflasi mencapai 0,98 persen.
Kepala BPS Papua Barat Maritje Pattiwaellapia menjelaskan inflasi dipengaruhi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari empat kelompok pengeluaran yaitu makanan dan minuman 1,21 persen, perlengkapan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,53 persen, transportasi 0,14 persen, dan kelompok penyedia makanan dan minuman 1,05 persen.
“Dari keempat kelompok, makanan dan minuman yang memiliki andil terbesar terhadap kondisi inflasi Maret 2023. Andil inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencapai 0,58,” ungkap Maritje.
Secara tahunan, inflasi Papua Barat pada Maret 2023 tercatat 5,00 persen (year on year) lebih tinggi dari Februari 2023 yakni 4,88 persen (yoy). Kondisi inflasi tahun tersebut dipengaruhi kenaikan IHK tiga kelompok pengeluaran yakni transportasi 19,39 persen, perawatan pribadi 8,40 persen, dan kelompok makanan minuman tembakau 2,58 persen.
“Tiket pesawat memberikan andil inflasi tahunan sebesar 2,17 persen lebih besar dari dua kelompok lainnya,” ujarnya.
Dia menuturkan, selama Maret 2023 Kota Sorong mengalami inflasi 0,92 persen (mtm) dan 5,07 persen (yoy). Ada lima komoditas penyumbang inflasi bulanan di Kota Sorong, yakni ikan mumar, ikan ekor kuning, rokok filter, ikan teri, dan kangkung.
Sementara, selama Maret 2023 Manokwari mengalami deflasi 0,64 persen (mtm) dan inflasi 4,75 persen (yoy). Deflasi bulanan yang terjadi di Manokwari disumbang komoditas tomat, ikan oci, ikan cakalang, ikan ekor kuning, dan ikan kakap merah.
Dari segi wilayah, dari 21 kota di Sulampua yang diamati indeks harga konsumennya mengalami inflasi bulanan dengan nilai tertinggi 0,92 persen di Kota Sorong, Papua Barat Daya.
“Manokwari menempati peringkat inflasi m-to-m ke-20 dari 21 kota di Sulampua sebesar -0,64 persen,” ujarnya.
Secara tahunan, dari 21 kota di Sulampua yang diamati, seluruhnya mengalami inflasi dengan angka tertinggi 7,49 persen adalah Kota Tual, Maluku.
“Kota Sorong berada di peringkat inflasi y-on-y ke-13 sebesar 5,07 persen dan Manokwari di peringkat ke-16 sebesar 4,75 persen,” sebutnya. (SEM)