EKONOMI

Kenaikan Harga Pertamax Tunggu Instruksi Pemerintah

JAKARTA – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menunggu langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Pertamina terkait dengan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pertamax.

BPH Migas menegaskan bakal mematuhi setiap keputusan pemerintah soal rencana penyesuaian harga pertamax, mengingat harga minyak mentah dunia sudah menembus US$120 per barel.

“Ya betul (mematuhi ketentuan pemerintah soal rencana kenaikan harga pertamax),” ungkap Kepala BPH Migas Erika Retnowati dalam pesan singkatnya ke wartawan, Senin (28/3/2022).

Erika juga berujar soal wewenang penetapan harga BBM ada di tangan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM. Dalam keterangan pers ESDM menyebutkan, konflik Ukraina dan Rusia dianggap masih menjadi faktor kenaikan harga minyak dunia. Hingga akhir Maret 2022 ini, harga minyak dunia masih tinggi di atas US$100 per barel.

Demikian halnya dengan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) per 24 Maret tercatat sebesar US$114,55 per barel. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Agung Pribadi menyatakan, tingginya harga minyak dunia sangat berpengaruh terhadap harga BBM.

Batas atas harga jual jenis BBM umum RON 92 untuk Maret 2022 sebesar Rp14.526 per liter dan bisa naik lagi kedepannya. Namun, Pertamina masih menjual pertamax di kisaran Rp9 ribuan.

“Dengan mempertimbangkan harga minyak Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 di April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp14.526 per liter, bisa jadi sekitar Rp16 ribu per liter,” ujarnya dalam rilis resmi pekan lalu.

Saat dikonfirmasi, VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman mengaku pihaknya masih mereviu kenaikan harga pertamax.

“Penyesuaian masih kami kaji. Namun yang perlu diketahui, Pertamax adalah BBM nonsubsidi yang konsumsinya 14% dari seluruh BBM Pertamina,” kata dia.

Sementara itu, untuk BBM subsidi seperti biosolar dan pertalite yang konsumsinya 83% dipastikan harganya tidak mengalami kenaikan. (MI)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.