EKONOMI

Korona Bikin Pasar Ponsel di Manokwari Lesu

MANOKWARI, papuabaratnews.co – Pandemik Covid-19 membuat penjualan handphone di toko-toko seluler yang ada di kota Manokwari mengalami kemerosotan omset. Wabah tersebut rupanya menghambat permintaan pada pasar smartphone.

Tia, kepala Toko MPG Cell Manokwari mengatakan sejak merebaknya wabah Covid-19, yang disusul dengan penerapan kebijakan jaga jarak fisik (physical distancing) penjualan handphone menurun.

“Untuk penjualan handphone memang mengalami penurunan. Mungkin karena dampak korona dan anjuran pemerintah tentang phycical distancing mengakibatkan masyarakat takut untuk keluar rumah,” ujarnya.

Selain penerapan physical distancing, kata Tia, pembatasan jam dan kegiatan operasional yang dikeluarkan pemerintah daerah berdampak langsung pada penjualan dan pemasukan toko yang dikelola bersama sejumlah karyawan toko.

Meskipun penjualan menurun, Tia mengaku pihaknya mendukung segala upaya pemerintah daerah untuk memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19 di kota Manokwari. Namun dia berharap imbauan pembatasan operasional itu juga disertai kebijakan khusus dari pemerintah daerah kepada semua pelaku usaha agar tidak sampai gulung tikar.

Desi, karyawan Central Phone Sanggeng mengaku penjualan smartphone di toko tempatnya bekerja juga menurun drastis.

“Kunjungan pembeli turun drastis. Ini mungkin karena dampak korona dan anjuran pemerintah untuk phycical distancing,” katanya.

Ia menyebutkan penjualan aksesoris masih stabil. Namun ia tidak bisa memastikan apakah kondisi ini masih terus bertahan beberapa waktu ke depan.

Joferson, kepala Toko Fantasi Mobile yang beralamat di Jalan Merdeka Manokwari berharap ada keringan pembayaran listrik dan pajak.

“Kami berharap ada kebijakan khusus dari pemerintah, misalnya keringan pembayaran listrik dan pajak, minimal penangguhan pembayarannya,” ujarnya.

Menurutnya, kebijakan penangguhan bahkan pengurangan pembayaran listrik dan pajak diperlukan untuk membantu pelaku usaha tidak memotong upah karyawan apalagi sampai merumahkan para karyawannya.

“Kami belum sampai sejauh itu (PHK, red). Kami berusaha untuk tidak sampai ke arah itu, karena semua mencari makan disini. Kami coba siasati dengan menyesuaikan upah karyawan dengan pendapatan toko,” ungkapnya.

Joferson berharap situasi ini cepat berakhir karena akan berdampak luas ke perekonomian masyarakat.

“Saat ini belum terlalu parah, namun jika situasi ini berlanjut beberapa bulan ke depan situasi akan berbeda. Akan ada pelaku usaha yang menutup usaha, dengan begitu akan ada banyak pengangguran, karena banyak pegawai dan karyawan akan kehilangan pekerjaan,” paparnya.

Joferson menambahkan pihaknya menanti dengan cemas keandalan pemerintah daerah mengatasi pandemi virus korona dan keseriusan menangani dampak perekonomian masyarakat yang ditimbulkannya. (PB23)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.