Maret 2022, Ekspor Papua Barat Meningkat
MANOKWARI – Realisasi ekspor Provinsi Papua Barat pada Maret 2022 mencapai 211,77 juta dolar AS.
Jumlah ini meningkat 44,57% (year on year/yoy), jika dibandingkan periode Maret 2021 yang tercatat sebanyak 146,49 juta dolar AS.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat, Maritje Pattiwaellapia, mengatakan, realisasi ekspor tersebut disumbang oleh sektor minyak dan gas bumi (Migas) sebesar 98,57% atau setara 208,74 juta dolar AS. Sedangkan ekspor non migas hanya menyumbang 1,43% atau senilai 3,03 juta dolar AS.
“Ekspor Papua Barat juga tumbuh 202,70% (month to month/mtm) jika dibanding dengan Bulan Februari 2022,” ujar Maritje saat konferensi pers, pekan lalu.
Ia menuturkan, realisasi ekspor Papua Barat mengalami fluktuasi dari bulan ke bulan. Sejak Januari 2022 realisasi ekspor mencapai 186,44 juta dolar AS dan turun tajam pada Februari menjadi 69,96 juta dolar AS. Dan, kembali meningkat tajam pada Maret.
“Realisasi ekspor Bulan Maret ini cukup tinggi ya, bila dibandingkan tiga tahun sebelumnya (Maret 2020 dan Maret 2021),” ucap Maritje.
Komoditas yang paling banyak diekspor dari Papua Barat adalah bahan bakar mineral. Nilai ekspornya mencapai 208,74 juta dolar AS. Kemudian disusul ekspor ikan dan udang dengan nilai 1,34 juta dolar AS, ekspor daging dan ikan olahan sebanyak 1,20 juta dolar AS, serta ekspor komoditi lainnya dengan nilai 0,50 juta dolar AS.
“Ekspor bahan bakar mineral tumbuh 208,32% (mtm) dibanding realisasi Bulan Februari 2022 yang hanya 67,70 juta dolar AS,” jelas dia.
Ada tiga negara menjadi tujuan ekspor terbesar Papua Barat selama periode Maret 2022. Meliputi, Jepang dengan realisasi ekspor mencapai 87,73 juta dolar AS (41,42%dari total ekspor). Kemudian, Tiongkok sebanyak 70,12 juta dolar AS (33,11%) dan Korea Selatan dengan realisasi 51,12 juta dolar AS (24,19%).
“Ada juga negara Amerika Serikat, Taiwan, Singapura, Papua Nugini, Arab Saudi dan Malaysia. Tapi persentasenya sedikit,” kata Maritje.
Dia melanjutkan, apabila ditinjau per sektor maka realisasi ekspor migas selama Maret 2022 tumbuh 208,32% (mtm) dibanding Februari 2022 dan 47,02% (yoy) jika dibanding Maret 2021. Sedangkan sektor non migas hanya tumbuh 34,25% (mtm) jika dibandingkan Februari 2022 dan minus 32,68% (yoy) dibanding kondisi Maret 2021.
“Non migas kita minus secara tahunan,” pungkas Maritje Pattiwaellapia. (PB15)