Papua Barat Catat Inflasi Tahunan Pada Agustus 2024, Sebesar 2,80 Persen
MANOKWARI — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat merilis data tingkat inflasi tahunan (year on year/yoy) pada Agustus 2024 sebesar 2,80 persen. Sebelumnya pada Juli 2024, inflasi tahunan Indonesia berada di level 2,83 persen.
Artinya kali ini sedikit mengalami penurunan.Lalu secara tahun kalender (year to date/ytd) terjadi inflasi 2,97 persen. Sebelumnya, BPS menyampaikan pada Agustus 2024 terjadi inflasi secara bulanan (month to month/mtm) sebesar 0,31 persen.
Inflasi tahunan merupakan kondisi saat ini dibandingkan dengan Agustus 2023. Inflasi bulanan perbandingannya mengacu pada kondisi Juli 2024. Lalu secara tahun kalender, kondisi saat ini dibandingkan dengan Desember 2023.
“Secara yoy terjadi inflasi sebesar 2,80 persen pada Agustus 2024. Ini artinya inflasi tahunan Agustus 2024 lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun sebelumnya,” kata Kepala BPS Provinsi Papua Barat, Merry dalam konferensi pers, di kantornya, di Manokwari, pada Senin (2/9/2024).
Merry menerangkan, inflasi ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau sebesar 1,62 persen, kelompok Transportasi dengan kontribusi sebesar 0,33 persen, dan kelompok Pendidikan dengan kontribusi sebesar 0,22 persen.
“Komoditas utama penyumbang inflasi antara lain adalah beras, ikan tuna, ikan cakalang, sigaret kretek mesin, dan tarif angkutan udara,” jelasnya.
BPS juga mencatat tingkat inflasi di Papua Barat secara bulanan (month to month/mtm) pada Agustus 2024 sebesar 0,31 persen. Menurut Merry, inflasi pada Agustus 2024 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, namun lebih rendah dibanding bulan yang sama di tahun sebelumnya.
Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar di Papua Barat adalah Pendidikan dengan inflasi sebesar 4,54 persen dan andil inflasi sebesar 0,22 persen. Komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah Sekolah Dasar dengan andil inflasi sebesar 0,11 persen.
“Komoditas penyumbang inflasi bulanan lainnya yaitu kangkung dengan andil inflasi 0,13 persen. Kemudian ikan cakalang, ikan tuna dan ikan asap dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,07 persen,” ungkap dia.
Sebaliknya kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan adalah kelompok Transportasi dengan deflasi sebesar 0,72 persen dan andil deflasi sebesar 0,09 persen. Adapun komoditas yang memberikan andil deflasi bulanan pada kelompok Transportasi adalah tarif angkutan udara sebesar 0,16 persen.
“Komoditas penyumbang deflasi bulanan lainnya adalah tomat sebesar 0,21 persen, bawang merah sebesar 0,12 persen, bawang putih sebesar 0,09 persen dan ikan mujair sebesar 0,05 persen,” kata Merry. (pbn/sem)