Penurunan Harga Sawit Bikin Nilai Tukar Petani di Papua Barat Turun 0,24 Persen
MANOKWARI – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) Papua Barat pada Agustus 2023 sebesar 100,22. Angka tersebut menunjukkan NTP Papua Barat pada Agustus 2023 turun 0,24 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
“Penurunan NTP pada Agustus 2023 karena harga yang diterima petani turun sebesar 0,14 persen. Sementara indeks harga yang dibayarkan petani mengalami peningkatan 0,10 persen,” kata Pelaksana Tugas Kepala BPS Papua Barat Lasmini dalam konferensi pers di Manokwari, Jumat (1/9/2023).
Lasmini menjelaskan, empat komoditas yang dominan memengaruhi penurunan indeks harga yang diterima petani di Papua Barat yaitu kelapa sawit, kacang panjang, sapi potong dan kepiting air tawar. Ia menambahkan, subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan NTP tertinggi pada Agustus 2023 mencapai 0,20 persen dibandingkan Juli 2023.
Lasmini menjelaskan, kenaikan NTP subsektor tanaman pangan terjadi karena indeks harga yang diterima petani tanaman pangan naik sebesar 0,34 persen. Sementara indeks harga yang dibayar petani tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 0,13 persen.
Secara nasional, BPS mencatat, NTP Provinsi Sulawesi Barat mengalami kenaikan tertinggi sebesar 2,47 persen dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Sumatera Selatan mengalami penurunan terbesar mencapai 1,32 persen dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya.
“Peningkatan terbesar NTP di Provinsi Sulawesi Barat disebabkan oleh peningkatan pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 4,11 persen. Penurunan terbesar NTP di Provinsi Sumatera Selatan disebabkan oleh penurunan pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,06 persen,” terang Lasmini.
Lebih lanjut, Lasmini mengatakan, nilai tukar usaha pertanian (NTUP) pada Agustus 2023 tercatat sebesar 103,53 atau turun 0,13 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan NTUP terjadi lantaran indeks harga yang diterima petani turun 0,24 persen, lebih rendah dari kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) yang mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen.
Adapun, komoditas dominan yang memengaruhi kenaikan indeks harga petani adalah kelapa sawit, kacang Panjang, sapi potong dan kepiting air. Oleh karena itu, penurunan NTUP terbesar pada Agustus 2023 terjadi di subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 3,44 persen dibandingkan Juli 2023.
“Penurunan ini terjadi kerena indeks harga yang diterima petani tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,14 persen lebih tinggi dari BPPBM yang mengalami juga mengalami penurunan sebesar 0,02 persen,” kata Lasmini.
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Papua Barat melaporkan harga tandan buah segar (TBS) sawit di Papua Barat pada periode Juli 2023 berada di kisaran harga antara Rp 1.365 per kg untuk umur tanaman 3 tahun dan Rp 1.669 per kg untuk umur tanaman 25 tahun.
Harga TBS Juli 2023 menurun secara signifikan, jika dibandingkan dengan bulan Juni 2023, yang berada di kisaran harga antara Rp 1.764 per kg untuk umur tanaman 3 tahun dan Rp 2.148 per kg untuk umur tanaman 25 tahun.
Saat meninjau lahan sawit rakyat di Kampung Wasegi, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, pada pertengahan Juli 2023 lalu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menerima keluhan puluhan petani sawit tentang menurunnya kualitas tandan buah segar (TBS) dan harga jual sawit yang diterima petani.
Selain peremajaan sawit rakyat sebagaimana yang diprogramkan pemerintah, pembangunan pabrik pengolahan sawit juga dinilai sebagai solusi yang tepat untuk meningkatkan harga sawit para petani di daerah itu. (SEM)