Presiden: Jangan Kehilangan Kendali Inflasi
BOGOR – Presiden Joko Widodo mengingatkan jajarannya untuk terus mengendalikan inflasi. Langkah pengendalian inflasi harus terus diperkuat, terutama menjelang hari besar keagamaan.
Pada Rabu (21/6/2023), Jokowi mengunjungi Pasar Parung dan Pasar Parungpung, Gunung Sindur, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Seusai memantau harga berbagai kebutuhan pangan di kedua pasar tersebut, Jokowi menyebut stabilitas harga menjelang Idul Adha masih terjaga baik.
Menurut Jokowi, harga bawang merah sedikit mengalami penurunan. Sedangkan, harga daging ayam juga sudah membaik. Begitu pula harga minyak goreng yang tak mengalami perubahan, yakni Rp 14 ribu.
“Bawang merah turun sedikit, daging ayam juga harganya baik, baik untuk peternak maupun untuk konsumen masyarakat. Saya kira stabilitas harga masih bagus,” kata Jokowi di Pasar Parungpung.
Jokowi menegaskan, dirinya akan terus mengecek kondisi harga berbagai komoditas pangan di pasar agar tetap terkendali, terutama kebutuhan pokok seperti beras.
“Ini yang saya cek terus karena jangan sampai kita kehilangan kendali terhadap inflasi, terhadap harga-harga yang ada di pasar utamanya bahan pokok. Beras tadi juga ada yang harga di bawah Rp 10 ribu,” ujarnya.
Ia pun menilai wajar jika ada kenaikan beberapa komoditas, seperti telur dan daging ayam. Sebab, kata Jokowi, untuk menjaga keseimbangan harga antara peternak dengan pembeli tidaklah mudah.
“Kalau harga naik, peternak senang. Pembelinya pasti mengeluh. Kalau harga turun, peternak pasti mengeluh. Menjaga keseimbangan itu yang tidak mudah,” kata Jokowi. Selain mengecek harga, Jokowi dalam kunjugannya juga menyapa para pedagang sekaligus memberikan bantuan sosial.
Pemerintah daerah (pemda) menyatakan sudah menyiapkan sejumlah langkah untuk terus menjaga laju infasi. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Bandung Eric Mohamad Atthauriq mengatakan, Pemerintah Kota Bandung melalui tim pengendali inflasi daerah (TPID) telah menyiapkan strategi pengendalian inflasi menjelang hari besar Idul Adha dan dalam menghadapi dampak cuaca ekstrem El Nino.
Eric mengatakan, salah satu strategi yang akan dilakukan akan dengan menggelar gerakan pangan murah plus (GPM+) bersama Badan Pangan Nasional. “Hal ini untuk memastikan masyarakat mendapatkan berbagai komoditas secara murah terutama menjelang Idul Adha dan liburan sekolah,” ujarnya seusai Rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Bandung di Balai Kota.
Saat ditanya lebih lanjut terkait ketersediaan pangan di Kota Bandung, Eric menegaskan bahwa stok pangan dalam kondisi aman, terutama untuk komoditas beras. Berdasarkan informasi dari Bulog Bandung, kata dia, ketersediaan besar di Kota Bandung mencapai 2.900 ton.
“Dari segi ketersediaan air juga sudah kita koordinasikan dengan PDAM Tirtawening untuk ketersediaan air baku,” katanya.
Eric mengatakan, meski hampir 100 persen bahan pangan Kota Bandung dipasok dari luar daerah, Pemkot Bandung akan terus melakukan pengawasan dan pemeriksaan rutin untuk menjamin kelancaran distribusi dan ketersediaan pangan.
Pemkot Bandung, kata Eric, juga telah bekerja sama dengan delapan kabupaten/kota produsen untuk memastikan kelancaran pasokan pangan. “Ini dalam rangka suplai bahan pangan, terutama beras,” kata dia.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung Samiran menyebut, inflasi Kota Bandung pada Mei 2023 berada pada posisi paling rendah dibandingkan dengan 7 kota besar lain di Jawa Barat. Berdasarkan hasil pemantauan, pada Mei 2023 terjadi inflasi sebesar 0,10 persen atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 114,80 pada April 2022 menjadi 114,92 pada Mei 2023.
Sementara, tingkat inflasi tahun kalender sebesar -0,44 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2023 terhadap Mei 2022) sebesar 3,90 persen. “Melihat data seperti itu, ini menunjukkan pengendalian inflasi di Kota Bandung berjalan baik. Kota Bandung deflasi,” ujarnya.
Beberapa komoditas yang memberi andil inflasi dan deflasi pada Mei 2023, yaitu telur ayam ras sebesar 0,05 persen, rokok kretek filter (0,05 persen), daging ayam ras (0,01 persen), bawang putih (0,01 persen), emas perhiasan (0,01 persen), bawang merah (-0,01 persen), angkutan antarkota (-0,01 persen) dan cabai rawit (-0,02 persen). Dia mengatakan, menjelang Idul Adha dan tahun ajaran baru, ada beberapa komoditas yang perlu diantisipasi, terutama komoditas sayuran, bawang merah, dan telur ayam.
“Ada yang perlu diantisipasi melihat kondisi bulan Juni 2023 komoditas sayuran mengalami peningkatan padahal suplainya selalu surplus. Ini agak aneh,” katanya.
Selain itu, adanya libur panjang juga perlu diantisipasi kesiapan bahan baku untuk restoran dan hotel. Namun, secara keseluruhan, ia menyebut inflasi di Kota Bandung sudah cukup terkendali.
“Ini yang perlu diantisipasi, meskipun ketersediaan ada hanya perlu diantisipasi kenaikan harga. Jadi, tidak perlu khawatir saat menghadapi El Nino, dengan berbagai upaya kita optimis inflasi akan terkendali,” kata dia. (ANT)