Triwulan Empat, Ekonomi Papua Barat Tumbuh Positif
MANOKWARI – Perekonomian Provinsi Papua Barat pada triwulan empat tahun 2021, mengalami pertumbuhan positif baik secara periode (quartal to quartal/q-to-q) maupun tahunan (year on year/yoy).
Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik (Nerwilis) Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat, Achmad Ali, mengatakan, pertumbuhan ekonomi triwulan empat mencapai 5,16% (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan triwulan ketiga yang tumbuh 2,84% (q-to-q). Pertumbuhan ini menjadi yang paling tertinggi selama empat tahun terakhir.
“Periode q-to-q tumbuh lebih kencang dari triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi triwulan tiga ini melebihi nasional, hanya 1,06%,” kata Ali saat menggelar konferensi pers di Manokwari, pekan lalu.
Ia menjelaskan, hampir semua lapangan usaha tumbuh positif, terkecuali jasa keuangan dan asuransi serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah industri pengolahan 9,27% (q-to-q), transportasi dan pergudangan 9,09% (q-to-q) serta lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang tumbuh 7,69% (q-to-q). “Ketiga lapangan usaha itu tumbuh paling tinggi bila ditinjau secara triwulan,” tutur Ali.
Secara tahunan, sambung dia, ekonomi Papua Barat tumbuh 1,03% (yoy) jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2020 (-5,19% yoy).
Namun, capaian tersebut lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,02% (yoy). “Polanya memang agak sedikit berbeda,” jelas Ali.
Ia memaparkan, kinerja positif perekonomian Papua Barat ditopang oleh 11 lapangan usaha yang tumbuh positif. Yaitu pengadaan listrik dan gas, pengadaan air, akomodasi dan makan minum, pertambangan dan penggalian, pertanian, real estate, jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa lainnya, perdagangan besar dan eceran, serta industri pengolahan.
Sedangkan sisanya tumbuh negatif. Yakni, konstruksi, administrasi pemerintahan, jasa perusahaan, informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, serta transportasi dan pergudangan.
“Sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari lapangan usaha pertambangan dan penggalian yakni 0,90% yoy,” ucap Ali. Ia menuturkan, hanya lima lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Papua Barat selama triwulan empat 2021. Yaitu lapangan usaha industri, pertambangan, konstruksi, pertanian dan administrasi pemerintahan. “Sharenya terhadap PDRB mencapai 80,18%,” jelas dia.
Ali melanjutkan, pertumbuhan ekonomi Papua Barat menurut komponen pengeluaran disumbang oleh impor luar negeri, pembentukan modal tetap bruto (PMTB), dan konsumsi rumah tangga. Sedangkan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah, lembaga non profit untuk rumah tangga (LNPRT) serta ekspor luar negeri justru terkontraksi. “Ekspor luar negeri dan konsumsi rumah tangga memberikan share PDRB triwulan empat sebesar 69,56%,” pungkas dia. (PB15)