Gaya Hidup

Gagal Jantung, Penyakit Progresif yang Harus Diwaspadai

PENYAKIT jantung merupakan salah satu masalah kesehatan yang berbahaya di dunia. Dari berbagai macam jenis penyakit jantung, gagal jantung menjadi penyakit yang perlu ditangani secara khusus dan serius.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gaya hidup yang kurang sehat, adanya berbagai penyakit penyerta lain, ataupun faktor genetik atau keturunan. Gejala gagal jantung bisa berkisar dari yang stabil hingga berat dan berpotensi memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan serta berakhir dengan kematian.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, subspesialisasi gagal jantung di RS Siloam Kebon Jeruk, dr Leonardo Paskah Suciadi, SpJP, FIHA, FESC, menjelaskan gagal jantung merupakan kondisi yang sangat serius dan berpotensi mengancam nyawa. Kondisi ini ditandai dengan ketidakmampuan jantung dalam memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh sehingga mengakibatkan kegagalan dalam suplai darah, nutrisi, dan oksigen ke berbagai organ tubuh.

“Kondisi ini dapat berkaitan dengan kelainan pada otot jantung, baik berupa otot yang melemah atau kaku atau pembebanan jantung yang berlebih,” ujarnya, Selasa (20/6/2023).

Penyebab dari kondisi gagal jantung bisa berasal dari berbagai macam penyakit jantung. Penyakit jantung koroner dan penyakit darah tinggi yang tidak terkontrol merupakan penyebab yang paling sering ditemui.

Selain itu, menurut Paskah, berbagai penyebab lainnya, antara lain, penyakit jantung katup, kelainan jantung bawaan yang tidak dikoreksi, kelainan otot jantung spesifik (kardiomiopati), penyakit metabolik (kencing manis, gangguan hormon tiroid, kegemukan, anemia), kelainan genetik, penyakit ginjal kronik, penyakit paru kronik, alkoholisme, infeksi atau peradangan jantung (miokarditis), efek toksik dari obat-obatan (tersering pascakemoterapi atau radioterapi kanker), dan kelainan otot jantung terkait kehamilan.

Langkah Penanganan 

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, subspesialisasi gagal jantung di RS Siloam Kebon Jeruk, dr Leonardo Paskah Suciadi, SpJP, FIHA, FESC, mengatakan, gagal jantung bisa berakibat fatal jika tidak diobati. Oleh karena itu, ia memberikan sejumlah langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi gagal jantung.

Adapun terapi yang dapat digunakan untuk kondisi gagal jantung antara lain:

  1. Perubahan gaya hidup

Ia menyarankan untuk melakukan perubahan gaya hidup misalnya diet rendah garam dan pembatasan asupan cairan baik dari minum maupun makanan, upaya menurunkan berat badan, meningkatkan kapasitas latihan, dan olahraga.

  1. Identifikasi dan mengobati penyebab yang mendasari

Identifikasi dan mengobati penyebab yang mendasari. Misalnya, apabila terdapat penyakit jantung koroner yang berat, dilakukan intervensi pemasangan stent, bahkan operasi bedah sepintas jantung (bypass).

  1. Kombinasi berbagai obat-obatan

Kombinasi berbagai obat-obatan khusus gagal jantung yang perlu diminum rutin dalam jangka panjang.

Apabila gagal jantung sudah dalam stadium lanjut, memerlukan prosedur khusus, misalnya, pemasangan pacu jantung khusus untuk sinkronisasi otot jantung (CRT), penjepitan katup mitral yang bocor melalui kateterisasi jantung (klip katup mitral), implantasi mesin pompa jantung buatan (LVAD) secara prosedur bedah jantung, hingga transplantasi jantung.

  1. Skrining

Selain itu, identifikasi segera melalui skrining atau medical check up sebelum bergejala juga dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko atau berusia lanjut di atas 65 tahun.

  1. Pemeriksaan kondisi 

Dokter yang menamatkan studi lanjutan tentang gagal jantung di Belanda (2018) dan Singapura (2021-2022) ini menjelaskan terdapat beberapa tahap pemeriksaan untuk kondisi gagal jantung. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaaan fisik untuk menilai keluhan dan tanda-tanda khas, pemeriksaan rekam jantung (EKG) untuk dugaan adanya kelainan jantung, pemeriksaan ekokardiografi jantung untuk menilai struktur dan fungsi jantung.

Selain itu, bisa dilakukan pemeriksaan laboratorium darah, untuk penunjang diagnosis (NTproBNP atau BNP) maupun untuk menilai berbagai kelainan penyerta yang berkaitan, misalnya, fungsi ginjal, diabetes melitus, anemia, fungsi tiroid, kadar zat besi, dan lain sebagainya.

Pemeriksaan pencitraan lanjut juga dapat dilakukan berupa ekokardiografi transesofageal melalui kerongkongan atau MRI jantung, pencitraan nuklir, dan CT Scan jantung. Semuanya dapat dilakukan untuk konfirmasi diagnosis maupun menentukan penyebab pasti dari gagal jantung. (REP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *