Hal Keren Terbaru yang Bisa Dilakukan Robot
PERKEMBANGAN teknologi kecerdasan artifisial atau AI terus bergulir. Setiap hari ada saja hal baru yang bisa dilakukan oleh teknologi yang satu ini.
Perkembangan AI juga dapat ditemui di berbagai industri. Para peneliti di University of Cambridge, Inggris, berhasil merancang robot koki yang bisa memasak dan menyiapkan hidangan yang sempurna dengan hanya menonton video tutorial masak.
Dengan menggunakan AI yang canggih, robot ini dapat mengetahui dari setiap frame objek apa yang dilihatnya, seperti sayuran, tangan, atau pisau, dan bagaimana objek tersebut digunakan.
Seiring waktu, robot ini kemudian dapat mengidentifikasi bahan mana yang paling cocok untuk dipadukan, bahkan menunjukkan ketika koki manusia mungkin menggunakan jumlah yang salah. Koki robot telah ditampilkan dalam fiksi ilmiah selama beberapa dekade, tetapi pada kenyataannya, memasak adalah masalah yang menantang bagi robot.
Beberapa perusahaan komersial telah membuat prototipe robot koki, meskipun saat ini belum ada yang tersedia secara komersial dan keterampilan mereka masih jauh tertinggal dari manusia.
“Kami ingin melihat apakah kami dapat melatih koki robot untuk belajar dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh manusia, yaitu dengan mengidentifikasi bahan-bahan makanan dan bagaimana bahan-bahan tersebut dipadukan dalam hidangan,” kata peneliti studi, Grzegorz Sochacki, seorang mahasiswa PHD dari Laboratorium Bio-Inspired Robotics Cambridge.
Menurut dia, sungguh menakjubkan betapa banyak nuansa yang dapat dideteksi oleh robot tersebut. Meski demikian, Sochacki mengakui bahwa saat ini robot ciptaannya masih memiliki keterbatasan. Misalnya, robot tidak bisa mengikuti video resep makanan yang tengah viral di media sosial.
“Namun, seiring dengan semakin baiknya dan cepatnya robot koki ini dalam mengidentifikasi bahan-bahan dalam video makanan, mereka mungkin bisa menggunakan situs seperti Youtube untuk mempelajari berbagai macam resep,” kata Sochacki seperti dilansir dari Daily Mail, Rabu (7/6/2023).
Sochacki berharap studi yang dipublikasikan di jurnal IEEE Access ini akan memungkinkan penggunaan robot koki yang lebih mudah dan murah. Dalam mengajarkan robot koki memasak, para peneliti pertama-tama membuat buku masak berisi delapan resep salad sederhana dan merekam diri mereka sendiri saat membuatnya.
Robot koki yang dilatih dengan jaringan syaraf tiruan, yang pada dasarnya meniru cara kerja otak manusia, kemudian menonton 16 video tersebut.
Dengan mengidentifikasi bahan-bahan dan tindakan koki manusia, robot ini kemudian dapat menentukan dengan benar 93 persen dari waktu apa yang sedang disiapkan.
Robot ini pun juga dapat mendeteksi sedikit variasi dalam resep, seperti porsi ganda. Penelitian ini sebagian didukung oleh Beko plc dan Engineering and Physical Sciences Research Council (EPSRC), bagian dari UK Research and Innovation (UKRI).
Kurasi Barang Rusak
Pengembangan kecerdasan buatan juga terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pengiriman belanja daring. Saat berbelanja daring, barang yang diterima konsumen tidak selalu dalam kondisi bagus alias kadang-kadang rusak.
Sekarang raksasa niaga elektronik Amazon dikabarkan akan mamanfaatkan bantuan kecerdasan buatan (AI) untuk mencegah masalah tersebut. Menurut laporan Wall Street Journal, Amazon membuat perubahan besar pada gudangnya untuk memastikan pelanggan menerima produk dalam kondisi baik.
Lokapasar asal Amerika itu hendak menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memeriksa barang sebelum dikirim. “Ini berarti lebih sedikit barang rusak yang dikirim, dan proses pengambilan dan pengepakan pesanan akan lebih cepat. Ini juga merupakan langkah untuk memiliki lebih banyak otomatisasi di gudang Amazon,” demikian laporan tersebut, dikutip dari India Today, Senin (5/6/2023).
Saat ini, pekerja di gudang Amazon harus berhati-hati memeriksa setiap barang untuk mencari tanda-tanda kerusakan. Sebagian besar pekerja tidak dapat memperhatikan kerusakan kecil karena muatan produk yang sangat banyak.
Seluruh proses penyaringan produk secara manual juga memakan waktu dan tugas yang sulit, terutama karena sebagian besar barang biasanya dalam kondisi bagus. Tetapi, dengan menggunakan AI, Amazon berharap dapat meningkatkan efisiensi gudang mereka, terutama dalam hal pemeriksaan barang dan memastikan kualitasnya baik.
Keputusan Amazon ini mengikuti tren di industri untuk menggunakan AI dalam logistik. Banyak perusahaan mencari cara untuk membuat operasi mereka lebih ramping dan efisien. Amazon ingin mengotomatisasi lebih banyak tugas di gudang guna mengurangi tekanan fisik pada pekerja manusia dan mengatasi kekurangan tenaga kerja.
Menggunakan AI dalam bidang logistik berarti mengembangkan teknologi yang dapat menggantikan tugas-tugas yang biasa dilakukan manusia, seperti memilih barang, mengemas pesanan, dan memeriksa kerusakan. Teknologi ini harus dapat melakukan tugas ini secara akurat, termasuk mengidentifikasi item yang rusak.
Untuk Amazon, sangat penting untuk meminimalkan jumlah barang rusak yang dikirim ke pelanggan karena hal itu memengaruhi pengalaman perusahaan secara keseluruhan. Itu sebabnya Amazon sudah mulai menggunakan AI di dua gudangnya dan berencana memperluasnya ke sepuluh lokasi lagi di Amerika Utara dan Eropa.
Menurut Manajer Pengembangan Perangkat Lunak di Amazon Christoph Schwerdtfeger, sistem AI tiga kali lebih baik daripada pekerja manusia dalam mengidentifikasi item yang rusak. Inspeksi AI terjadi selama tahap pengambilan dan pengemasan dari proses gudang.
Saat item dipilih dan dimasukkan ke dalam kotak untuk dipesan, item tersebut melalui stasiun pencitraan tempat item tersebut diperiksa keakuratannya. Sekarang, dengan AI, stasiun pencitraan ini juga memeriksa item untuk kerusakan apa pun.
Jika suatu barang ditandai sebagai rusak, pekerja manusia akan melihat lebih dekat. Saat barang tampak tidak rusak, akan dilanjutkan ke tahap pengemasan dan kemudian dikirim ke pelanggan.
Untuk melatih AI, Amazon menggunakan kumpulan gambar yang menunjukkan item yang tidak rusak maupun rusak. Dengan membandingkan gambar-gambar ini, sistem AI belajar mengenali perbedaan antara item dalam kondisi sempurna dan item yang cacat. Ini membantu sistem AI menandai item yang tidak sempurna selama proses pemeriksaan. (REP)