Mengenal Kurikulum Finlandia demi Perkembangan Si Kecil
BAGI anak usia dini, bermain bukanlah kegiatan yang main-main. Melalui kegiatan bermain, kemampuan kognitif, emosional, sosial, moral, hingga bahasa anak dapat berkembang secara optimal.
Karena itulah, play-based learning yang memadukan kegiatan belajar sambil bermain, dianggap sebagai model pembelajaran terbaik dalam mengoptimalisasi perkembangan si kecil. Hei Schools Senayan, cabang pertama sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) dan TK asal Finlandia di Indonesia, menjadi salah satu preschool yang menjadikan play-based learning sebagai metode utama pembelajaran.
Menariknya, sekolah ini mengadopsi metode pembelajaran Finlandia, yang kemudian diadaptasi dengan kurikulum lokal untuk memenuhi kebutuhan anak-anak Indonesia. Kurikulum di Hei Schools disusun dan selalu diperbarui mengikuti kebutuhan perkembangan anak usia dini di seluruh dunia, berdasarkan hasil temuan riset Universitas Helsinki yang diakui dunia internasional.
Bertindak selaku co-founder jaringan Hei Schools, universitas tertua dan terbesar di Finlandia ini juga rutin mengelola riset dan menyampaikan informasi terbaru serta tepercaya seputar pendidikan anak usia dini ke jaringan Hei Schools di seluruh dunia. Salah satu hasil riset terpenting mereka adalah perlunya lingkungan yang memaksimalkan masa emas anak-anak secara holistik.
Sebagaimana kita tahu, masa emas yang juga dikenal sebagai masa usia dini, yakni usia nol hingga enam tahun, adalah saat penyerapan pengalaman positif, yang akan memengaruhi kesehatan fisik, perkembangan otak, dan pertumbuhan mental anak. Ketika lingkungan aman sudah tersedia, orang tua dan guru sebagai fasilitator belajar anak untuk memberi stimulasi belajar melalui interaksi yang sesuai, yaitu bermain.
“Kita sering kali menganggap remeh kekuatan bermain. Padahal, melalui bermain, anak-anak sedang mengumpulkan pengalaman-pengalaman sebagai fondasi yang kuat untuk perkembangan optimal mereka ke depannya,” ujar Damar Wijayanti, Pakar Pendidikan Anak, dalam gelar wicara di Hei Schools, Kamis (6/4/2023).
Ketika bermain, lanjut Damar, anak juga memiliki kesempatan untuk melakukan kesalahan dalam konteks yang aman. Hal ini akan membantu mereka mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang sebuah konsep yang sedang dipelajari.
Sehingga mereka memahami hal yang perlu dilakukan dan tidak dilakukan di lingkungan dan interaksinya sehari-hari. Inilah mengapa bermain adalah cara paling tepat untuk anak belajar.
Cara Alami untuk Belajar
Sesuai dengan riset dari Universitas Helsinki sebelumnya, Hei Schools meyakini bahwa play-based learning adalah praktik terbaik dalam pendidikan anak usia dini di seluruh dunia karena mendorong anak untuk belajar melalui permainan dan eksplorasi mandiri. Hei Schools Senayan Director, Arthalia Larsen, mengatakan, riset telah membuktikan bahwa bermain adalah cara alami anak usia dini untuk belajar.
“Dengan cara ini, mereka bisa belajar keterampilan-keterampilan penting secara spontan dan tanpa batasan, seperti keterampilan sosial emosional melalui cara berinteraksi dan bernegosiasi dengan anak lain,” kata Arthalia menjelaskan.
Salah satu sarana belajar di Hei Schools Senayan adalah area taman bermain di dalam sekolah bernama Hei Playcabin. Empat menara menjulang dengan tingkat ketinggian yang berbeda, disambungkan dengan jembatan-jembatan dari tali tambang dan material menyerupai kayu.
Menurut Arthalia, Hei Playcabin didesain sedemikian rupa untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan minat unik anak-anak, dalam mengeksplorasi dirinya dan membangun relasi sosial dengan teman-temannya. Penamaannya pun diberikan sendiri oleh anak-anaknya, dengan demikian ada rasa memiliki terhadap area bermain tersebut.
“Hei Playcabin merupakan komitmen dari Hei Schools untuk menyediakan ruang bermain di luar yang berkualitas dan membebaskan anak belajar melalui bermain,” ujar Artha. Menurut dia, bagi satu anak, menara ini dibayangkan sebagai istana, bagi anak lain dibayangkan sebagai roket luar angkasa.
“Di sinilah seninya belajar dengan bermain. Mereka yang merangkai sendiri petualangan mereka, kita yang orang dewasa mendampinginya melalui interaksi yang mendukung secukupnya,” kata dia menambahkan.
Novi Tandjung, orang tua dari salah satu murid Hei Schools Senayan menyukai konsep belajar yang mementingkan bermain. Novi percaya, cara ini mampu memuaskan masa kecil anaknya, tanpa mengesampingkan kebutuhan akademis untuk masuk jenjang pendidikan sekolah dasar.
Menurut Novi, para guru di Hei Schools memastikan anaknya belajar secara holistik. Ia mencontohkan, anaknya pernah terluka karena jatuh di area Playcabin, dan oleh sang guru insiden tersebut dijadikan momen untuk mengajarkan anak terkait luka.
“Daripada berlama-lama dengan rasa sakitnya, anak saya malah jadi belajar tentang apa yang terjadi pada tubuhnya ketika kulitnya terluka, tentang apa itu darah dari buku yang diberikan gurunya,” kata Novi.
Ia juga senang ketika pulang anak saya semangat menceritakan apa saja yang ia baru pelajari di sekolahnya. “Saya yakin momen-momen belajar itu akan dia kenang dan berguna untuk tahap belajar selanjutnya,” ujar dia. (REP)