Penggunaan Smartphone Sejak Dini dan Kesehatan Mental Gen Z
SMARTPHONE kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan banyak orang, termasuk anak. Ironisnya, penggunaan ponsel pintar di usia dini ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental anak pada kemudian hari.
Menurut beberapa laporan, usia anak saat pertama kali menggunakan ponsel pintar saat ini tampak semakin muda. Survei yang dilakukan oleh Common Sense Media pada 2019, misalnya, menemukan bahwa anak di Amerika Serikat (AS) umumnya baru mempunyai ponsel pintar pada usia 11 tahun.
Usia anak saat pertama kali memiliki ponsel pintar juga tampak semakin muda berdasarkan laporan Pew Research Center di 2020. Laporan ini mengungkapkan bahwa lebih dari sepertiga orang tua dari sekitar 1.600 orang tua memberikan anak mereka akses terhadap ponsel pintar sejak anak mereka berusia di bawah lima tahun. Selain itu, seperempat orang tua mulai memberikan anak mereka akses terhadap ponsel pintar di usia lima hingga delapan tahun.
Semakin dini seorang anak menggunakan ponsel pintar, dampak negatif pada kesehatan mental mereka pada kemudian hari juga semakin besar. Hal ini diungkapkan oleh Sapien Labs melalui laporan terbaru mereka yang melibatkan data dari hampir 28 ribu generasi Z atau Gen Z.
Para Gen Z yang terlibat sebagai partisipan memiliki rentang usia 18-24 tahun. “Gen Z merupakan generasi pertama yang melalui masa remaja dengan teknologi ponsel pintar ini,” kata pendiri dan chief scientist Sapien Labs, Tara Thiagarajan PhD, seperti dilansir WebMD.
Hasil studi yang mereka lakukan menemukan bahwa usia anak saat pertama kali memiliki ponsel pintar tampak mempengaruhi kesehatan mental mereka secara signifikan. Dampak ini tampak lebih terlihat pada anak perempuan dibandingkan lelaki.
Sekitar 74 persen anak perempuan yang mendapatkan ponsel pertama di usia enam tahun mengalami masalah kesehatan mental pada kemudian hari. Sedangkan, pada anak perempuan yang baru memiliki ponsel pertama di usia 18 tahun, tantangan kesehatan mental yang mereka hadapi menurun jadi 46 persen.
Di sisi lain, sekitar 42 persen anak lelaki yang menerima ponsel pertama pada usia 6 tahun mengalami masalah kesehatan mental. Angka masalah kesehatan mental yang lebih rendah, yaitu 36 persen, ditemukan pada anak lelaki yang baru memiliki ponsel pertama pada usia 18 tahun.
“Semakin muda Anda mendapatkan ponsel di masa kanak-kanak, semakin besar peluang Anda untuk memiliki kondisi kesehatan mental yang lebih buruk saat dewasa,” ujar Thiagarajan.
Pada era digital ini, penggunaan ponsel pintar pada anak menjadi hal yang tak terelakkan. Menurut spesialis anak Dr David Hornick MD, orang tua boleh memberikan ponsel pintar untuk pertama kalinya ketika anak memasuki usia 12-14 tahun.
Akan tetapi, usia tersebut bukanlah sebuah patokan yang pasti. Hal yang paling penting untuk dilakukan oleh orang tua adalah menakar kedewasaan anak sebelum memberikan mereka ponsel pintar.
“Bila anak Anda sudah lebih mandiri dan banyak terlibat dalam berbagai aktivitas di luar rumah, memberikan ponsel pintar mungkin merupakan ide yang baik,” ujar Dr Hornick, seperti dilansir Cleveland Clinic.
Akan tetapi, orang tua juga tetap perlu memberikan pendampingan dan pengawasan keapda anak. Alasannya, penggunaan ponsel pintar juga dapat membuat anak lebih rentan untuk terpapar dengan beragam konten yang negatif dan tren viral berbahaya.
Bila tanpa pengawasan, penggunaan ponsel pintar juga dapat membuat anak berbagi terlalu banyak informasi pribadi di internet. Anak juga berpotensi untuk menjalin komunikasi dengan predator.
“Penting bagi anak untuk memiliki hubungan dengan orang tua yang memungkinkan mereka untuk berbicara dan berbagi waktu bersama,” ujar Dr Hornic. (REP)